Badannya tinggi. Wajahnya ditumbuhi jambang yang cukup kentara. Rambutnya yang lebat dibiarkan tidak beraturan. Penampilan fisik itu, ditambah dengan badan yang ramping memberi kesan keren anak muda ini. Bisa jadi orang sepintas menyangka cowok ganteng ini adalah foto model atau bintang iklan. Padahal, dia hanyalah mahasiswa semester lima di sebuah Universitas Negeri di Jawa Tengah sana. Siapa sangka bahwa beberapa tahun sebelumnya dia adalah seorang pria pemalu dengan badan yang besar dan berat yang mencapai 120 kg.
Namanya adalah Yusuf Adiwinata. Sampai dengan tiga tahun lalu, saat berusia 17 tahun, dia tumbuh sebagai seorang remaja berbadan subur. Yusuf merasakan cepatnya pertumbuhan badan sejak kelas 2 SD yang sangat bisa jadi disebabkan oleh nafsu makan yang sangat besar.
“Sulit rasanya menahan keinginan untuk makan. Apa saja dimakan. Keinginan makan itu kapan saja bisa muncul, tidak teratur. Dan hal itu diperparah dengan tidak adanya keinginan untuk berolahraga. Entahlah, apa karena kebanyakan makan membuat malas berolahraga atau sebaliknya jarang olah raga yang membuat nafsu makanku begitu besar”. Begitu ucapannya suatu saat kepada penulis, yang adalah pamannya.
Dengan perasaan seperti itu, maka apapun yang dilkatakan orang lain, dia menganggap segalanya sebagai sebuai hinaan, sebuah cemoohan. Pokoknya segala hal yang negatif. Dan hal itu diikuti dengan perasaan rendah diri yang amat besar. Dan ternyata hal itu berimbas cukup besar kepada perkembangan dirinya. Dia tumbuh sebagai seorang remaja yang kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri, pemalu dan inginnya selalu berada di “belakang” - baik itu di balik orang lain, entah itu orang tua atau kakak, atau bahkan sekalian mengunci diri di kamar.
There is always light end of the tunnel. Selalu ada cahaya di ujung terowongan
Titik balik bagi Yusuf adalah ketika tekad untuk berubah pun ternyata menemukan saat yang tepat. Itulah saat Yusuf bertemu dengan seorang teman bernama Aziz Arfri. Aziz bercerita bahwa dulu dia beratnya 110 kg dan memiliki masa lalu yang sama, yaitu banyak makan, kurang aktivitas dan bahkan menjadi bahan bully. Namun, Azis berhasil bertransformasi. Berat badannya turun dan akhirnya menjadi 70 kg dalam waktu cukup singkat, enam bulan. Dan hasil itu dilakukan dengan usaha yang sungguh-sungguh, termasuk melakukan olahraga yang dia gemari yaitu basket, sepeda dan lari.
“Kalo gua bisa, masa elu engga? Hahaha pasti bisa, asal ada usaha Suf”. Itu kata–kata Aziz, yang sekarang sedang menempuh pendidikan di daratan Eropa, yang menjadi motivasi dan cambuk untuk bisa menurunkan berat badan.