Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jangan Sepelekan! Kerja Kelompok: Latihan Bagaimana Anda di Masa Depan

2 Desember 2015   18:07 Diperbarui: 2 Desember 2015   18:22 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekelompok besar mahasiswa diminta melakukan satu aktivitas dalam kelompok kecil berjumlah sepuluh orang. Mereka dibebaskan untuk memilih teman sekelompoknya dan bebas pula untuk memberi nama kelompoknya. Lalu mereka berkumpul berdasarkan kelompok dan melakukan aktivitas kelompok.

Aktivitas yang diminta sederhana, yaitu menyaksikan pemutaran sebuah video sekitar lima menit dan lalu mendiskusikan apa moral cerita dari video itu, serta menuliskannya di selembar kertas. Video yang diputar adalah video mencekam, menyedihkan sekaligus inspiratif, diambil dari youtube, berjudul Gopher-Broke.

Memperhatikan apa yang terjadi sepanjang aktivitas itu, mulai dari proses pembentukan kelompok, diskusi kelompok sampai dengan pemaparan hasil kelompok, kita akan melihat beberapa hal yang menarik.

IQ atau EQ?

 

[caption caption="Kelas Inspirasi 1N3B"][/caption]

Saat diminta membuat kelompok bebas, apa yang menjadi alasan utama mereka mencari teman sekelompok? Apakah mereka berkelompok dengan teman yang pintar? Apakah mereka mencari teman yang bisa disuruh-suruh? Atau dengan si konyol yang membuat rame? Maukah mereka mengambil teman yang terkenal malas dan tidak punya semangat berkontribusi?

Ternyata, alasan utama pemilihan anggota kelompok tidaklah melulu berdasarkan pencarian teman berotak cerdas. Itu bahkan tidak menjadi kriteria utama. Mereka cenderung mendasarkan pencarian kepada teman dekat atau teman yang dikenal. “Teman dekat atau teman yang dikenal” mengarah kepada chemistry, ikatan pengertian, pemahaman akan kemampuan masing-masing. Dalam dialog, mereka menyebutnya dengan istilah “bisa bekerja sama”. Penulis menafsirkan itu adalah salah satu bagian dari kecerdasan emosi.

Kenyataan kerja kelompok ini sejatinya seirama dengan kenyataan dunia kerja. Mereka yang berhasil dalam dunia kerja atau bisnis tidak melulu mereka yang berotak cerdas, melainkan mereka yang bisa menggabungkan antara kecerdasan pikiran dan kecerdasan emosi. Mereka memahami apa yang harus dilakukan, memahami kemampuan dan potensi diri dan memahami sekeliling sebagai bagian tidak terpisah dari sebuah tim dalam pekerjaan atau bisnis. Itulah mengapa pada masa kini, keberhasilan tes masuk bekerja tidak lagi mendasarkan kepada hasil prestasi akademik, melainkan kepada hasil tes wawancara dalam melihat kemampuan emosi dan kepribadian atau attitude.

Speak Up - Aktif

[caption caption="Diskusi mahasiswa"]

[/caption] 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun