Senin. Hari keempat Lebaran.Â
Silaturahim keluarga? Sudah. Makan jajanan nikmat yang lewat depan rumah? Sudah, malah dapat bonus tambahan: perut kempes kembali mekar. Tinggal jalan-jalan. Terutama jalan-jalan dengan tema wisata anak.
Ternyata mencari wisata anak di Bandung itu tidak gampang, saudara. Apalagi karena saya memberi syarat tambahan: tidak macet. Syusyah, tahu. Pilihan tinggal tersisia beberapa di dalam kota: mal (coret, mainstream banget), berenang (coret, sudah), ke Museum Geologi (coret, tutup - aneh), Kebon Binatang dan Taman Lalu Lintas.Â
Bonbinban - Kebon Binatang Bandung
Tempat wisata ini menjadi pilihan paling masuk akal. Terletak di sebelah kampus ITB, Bonbinban berada di dalam kota yang berarti jarak jangkaunya tidak terlalu jauh. Macet? Oh bisa jadi macet juga, terutama jika kita salah ambil rute. Tapi suasana lalu lintas sekitar jam sepuluhan sat itu tidak terlalu ramai.
Setelah parkir di depan Masjid Salman - dengan tarif 15 ribu tanpa karcis, kami disambut penjual jasa becak mini, kuda tunggang dan delman. Jalan Ganesha yang kami lalui pun dipenuhi pedagang, baik itu makanan - termasuk jualan sosis bakar yang gampang terekspos debu jalanan, maupun kerajinan tangan. Di depan loket, kami disambut seorang calo. Namun, melihat loketnya tidak terlalu penuh - jangan tertipu dengan banyak orang di daerah loket karena mereka kebanyakan adalah keluarga yang berkumpul sebelum masuk, saya akhirnya beli tiket seharga 25 ribu.
Kumpulan satwa sehat dan menarik
Di luar itu juga terdapat satwa yang memang menarik untuk ditampilkan, seperti berbagai macam unggas, juga rusa.
Yang membahagiakan adalah bahwa satwa-satwa yang ada berada dalam kondisi sehat, meskipun kehijauan rumputnya sedikit berkurang akibat kemarau.
Interaksi dengan satwa
Ngariung berarti berkumpul. Balakecrakan maksudnya adalah menikmati makan bersama. Berkumpul bersama sambil makan botram Ini adalah budaya atau tradisi masyarakat Sunda di hari Lebaran. Bahkan dalam.berwisata pun, mereka memanfaatkannya untuk berkumpul. Tidak perlu surprise jika kita temukan kelompok keluarga-keluarga duduk lesehan bahkan setelah pintu masuk kebun binatang.
Pererat chemistry
Fungsi dari ngariung itu tentunya untuk mempererat persaudaraan, memperpanjang tali silaturahim. Tidak hanya dari acara ngariung, keindahan persaudaraan dan ikatan hati terlihat dari tangan-tangan yang bergandengan, baik antara adik dengan kakak dan juga antara ayah dengan nak atau paman dengan ponakan.
Awal masuk Bombinban saya menduga akan disuguhi musik dangdut dengan goyang super heboh - yang terkadang menjadi alasan saya atau beberapa bagian masyarakat menghindari tempat wisata publik. Namun, ternyata saat itu kami disuguhi pertunjukan seni asli Sunda, berupa kendang penca. Begitu membanggakan. Reueus.
Fasilitas umum
Salah satu hal yang terkadang menjadi kendala di tempat wisata adalah mengenai kondisi fasilitas umum. Memang ditemui fasilitas umum berupa toilet - yang sangat penting bagi hajat hidup orang banyak - jumlahnya cukup sedikit. Antrean mereka yang kebelet pipis cukup panjang.
Sementara itu, sampah cukup banyak terlihat berceceran. Di satu lokasi terlihat bahwa sampah ditemui di sebelah tempat sampah yang masih kosong - artinya pengunjung belum sadar membuang sampah pada tempatnya, dan di lokasi lain justru terlihat tong sampahnya penuh dan bagian besar sampah tergeletak di sebelahnya - sepertinya sampah hari sebelumnya yang belum terangkut.
Inilah kami
Taqabalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan bathin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H