'Abaaaaaang. Tuh kan keretanya sudah pergi....'
'Ah Ratuku. Suaramu yang bak tekukur enggan dimadu, janganlah terlalu merdu. Lihatlah lebah-lebah berpaling cemburu'.
'Abang sih......pelan amat pake motornya. Ngebut kayak Bang Jai nape. Lelet amat sih...jadi aja ketinggalan kereta'.
'Cinderella pun tak kan tersipu, kala Sang Pangeran berpedati labu. Inilah Pangeranmu datang lebih cepat dari pedati lembu'.
'Tuh, buntut keretanya masih kelihatan Bang.....PERIIIIIIH Bang'
'Kasihku. Perih hatimu mengoyak batinku. Biarkan kepalamu terkulai di pundakku'.
'Hik...hik....hik.....tapi keretanya udah lewat Bang'
'Jangan biarkan bulir permata beruntaian jatuh dari matamu. Biarlah itu berlalu'.
'TAPI KERETANYA SUDAH LEWAT BANG!!!!!!'
'Dahling. Masih ada kereta yang akan lewat Manisku'
'Tapi, itu sejam lagi BAAAANG'
'Neng, bidadariku. Akan kutepati janjiku padamu di ulang tahunmu. Bertualang sekali seumur hidupmu. Bersauna denganku. Makan bersama diiringi petikan harpa nan merdu. Di ruangan bertabur wangi temaram lampu. Lihatlah makhluk besi merambat mendekatimu. Itulah yang akan mewujudkan impian itu'.
ITU KAN KERETA ODONG-ODONG, BANG!!!!
Plak.....plak.....plak.......
'YOU....ME....END!'
'Alhamdulillah Neng, kenapa gak dari dulu'
********Gombal gagal: kuberi bukti, bukan janji*********
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H