[Mirip Resensi] Buku PK Ojong: Kompasiana. Esei jurnalistik tentang berbagai masalah Akun kloningan? Akun siluman? Perseteruan? Kompasianer vs Kompasianer? Apakah itu Kompasiana yang diinginkan? Kompasiana bukanlah diperuntukkan seperti itu, setidaknya setelah saya membaca prakata dan kata peengantar buku dengan judul di atas. Buku yang merupakan kumpulan tulisan pendiri Kompas, Petrus Kanisius Ojong, itu secara jelas memperlihatkan nilai-nilai apa yang diinginkan pencetus Kompasiana ini.
Dalam prakatanya, penerbit PT Gramedia menjelaskan bahwa 'Kompasiana adalah nama sebuah rubrik di harian Kompas antara tahun 1966 dan 1971', terbit pertama kali tanggal 4 April 1966, artikel-artikelnya mencakup sepuluh tema, ditulis PK Ojong secara rutin bebeerapa kali sepekan. Jakob Oetama, rekan almarhum, dalam kata pengantarnya lebih jauh menceritakan 'bentuk dan gaya (tulisan - pen)nya khas: pendek, ringkas, padat. Gaya bahasa lugas tetapi kuat. Jika harus ada deskripsi, maka deskripsi itu ditampilkan tidak dalam jumlah yang berlebihan tetapi dalam pilihan kata-kata yang tepat. Gayanya menjadi kuat, ekspresif dan di sana sini liris'. Jakob meneruskan bahwa dalam Kompasiana, PK Ojong 'menulis dengan fakta. Juga apabila tulisan itu berisi analisa, maka analisanya akan dilengkapi dengan 'fakta atau relasi fakta-fakta itulah yang dijadikan bangunan analsa itu sendiri'. Karenanya dalam menulis sebuah artikel, PK Ojong memerlukan waktu cukup lama, waktu yang terutama dibutuhkan untuk mencari data. 'Dari data, fakta, bahan perbandingan dalam karangannya, orang segera tahu, ia banyak membaca buku'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H