Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sudahkah Kau Beri Apresiasi Hasil Belajar Anakmu? (1)

19 Juni 2011   11:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:22 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari ini anak sulung saya dibagi rapot. Rapot kali ini adalah rapot kenaikan kelas delapan. Saya dan istri - ditemani anak kedua sekaligus si bungsu yang sedang belajar bicara, kembali menghadiri acara pembagian rapot sekaligus pentas seni. Aktivitas akhir tahun ajaran yang menyenangkan.

Sudah menjadi tekad kami berdua bahwa setiap pembagian rapot anak, kami harus hadir, karena kami lah sebagai orang tua yang paling berhak tahu atas hasil dari perkembangan anak. Selain itu kami juga berhak mendapatkan input dari orang lain yang terlibat, terutama guru, akan area apa yang harus menjadi perhatian anakku untuk menjadi siswa yang lebih baik. Bagaimana kita akan mendapatkan hal itu jika berkunjung ke sekolah pun tidak mau, tidak sempat dan tidak disempatkan?

Tujuan lain saya datang ke pembagian rapot yang lebih penting adalah ingin menunjukan kasih sayang kami kepada anak bahwa meskipun kami menyerahkan dia untuk diajar dan dididik para guru, tapi kami tidak melepas tanggung jawab akan keberlangsungan si anak. Bukankah itu sebuah kasih sayang orang tua. Dan terus terang kami mengharapkan anak kami pun akan bahagia mendapatkan perhatian dari ayah ibunya, meski dalam bentuk sekali datang ke sekolah pada saat pembagian rapot saja. Bukankah itu adalah sebuah apresiasi bagi dirinya? Dan kebahagiaan itu insya Allah akan dibawa terus sampai dewasa dan dia punya anak, persis yang sering saya rasakan tiap kali mengambil rapot si kakak tatkala dalam momen itu saya terkenang kebahagiaan saya saat almarhum ibu sering mengambil rapot saya sewaktu kecil. (Bahkan sewaktu menerima rapot kakak di kelas lima, saya tidak kuat menahan haru dan meneteskan air mata karena saya seperti sedang mengalami sebuah de javu).

Di luar apresiasi kepada anak, kedatangan kita pun ternyata bisa dianggap sebagai apresiasi orang tua terhadap para guru dan wali murid. Jujur saja, saya baru sekarang-sekarang ini memahami hal ini. Namun itulah yang terjadi, guru akan merasa senang jika orang tua datang karena itulah bentuk apresiasi atas hasil jerih payah mendidik anak kita - yang notabene bagi mereka adalah anak orang lain - dengan ikhlas selama enam bulan dengan ikhlas. Guru adalah sebuah profesi yang membutuhkan dedikasi. Orang yang melakukan profesi dengan baik disebut profesional. Dan seorang profesional patut mendapatkan sebuah apresiasi. Dan saya melihat bahwa apresiasi orang tua murid terhadap guru bukanlah dengan kado dan uang melimpah, tapi sebuah kedatangan orang tua pada saat pembagian rapot. Karena hal itu bisa jadi menegaskan bahwa eksistensi dirinya sebagai guru dan wali murid diakui.

Jadi kawan, tunjukan apresiasimu, datanglah ke pembagian rapot anakmu. Bagi yang pembagian rapotnya sudah lewat dan tidak sempat menghadirinya, tidak usahlah membuat janji lagi akan menghadirinya di semester depan. Tidak usahlah berjanji, tapi lakukanlah saja. Sesibuk apapun Anda, Anda bisa kok menyisihkannya.

Kepada para guru, terima kasih. Kepada anakku, selamat. Kepada para ibu, berbahagialah. Selamat menikmati liburannya setelah kalian bertiga bersusah payah bekerja keras untuk mencapai yang terbaik. Dan saya, seorang ayah, masih harus bekerja untuk mengapresiasi kerja keras kalian.

Cag, 19 Juni 2011
(Dari seorang biasa yang bukan pendidik, seorang melankolis yang cengeng jika menghadiri 'samen')

Masih bingung istilah apa yang sebenarnya harus dipakai? Rapot, rapor, raport, report atau cukul 'laporan'?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun