Sangka mu tak sama dengan Sang Penciptamu
Sangka baik ternyata bukan sebenar-benar baik bagimu
Kehendak Sang Pemelihara-lah yang murni mendekap kebaikan atas dirimu
Pernahkah kau membayangkan kesendirian menyelimuti semarak Takbirmu?
Sang Pecinta punya seluas langit dan bumi makna atas Takbirmu, yang diselimuti kesendirian itu.
Aku mencoba menerka atas salah dan lalaiku, mencoba bercermin sedang apa sebenarnya diriku
Mungkinkah Takbir dalam kesendirian ini merupakan tamparan
Atas hilangnya khitmat setiap hamba karena larut dalam semarak takbiran
Jangan-jangan diri ini lupa atas pesan yang mendalam dari Sang Pemberi Kebaikan
Sampai-sampai diriku dan dirimu terpisah karena ujian yang tak terlihat.
Bisa-bisa masuk tanpa mengetuk dan menyelinap tanpa bantuan alat.
Jika memang Takbir dalam kesendirian adalah obatnya
Maka atas izin Sang Pemberi Selamat aku ikhlas menjalaninya.
Untuk menemukan pesan yang terkubur di liang, akan kucoba menggalinya
Maafkan atas salah dan khilafku wahai Sang Pecinta karena melupakan suka cita yang Engkau sampaikan kepada hamba.
Takbir dalam kesendirian adalah Rahmat-Nya
Untuk tau seluk-beluk dirimu yang diberikan sempurna oleh Sang Pemilik Kesempurnaan.
Bersuka citalah malam ini atas Rahmat yang diberikan Sang Maha Penyayang itu.
Dekap dirimu dan ajaklah bercengkrama, bercerita-lah dengan-Nya seperti seolah teman lama.
Karena Dia tidak akan meninggalkan hamba yang selalu menginggat-Nya
Dan yang paling dalam, berbaik sangkalah karena Dia sama dengan apa yang engkau prasangka-kan.
Rifki Alfian Wicaksono. Berselimutkan kesendirian karena sedang isoman. Semoga nikmat atas sehat selalu terpancarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H