Mohon tunggu...
Bang Zirif
Bang Zirif Mohon Tunggu... Freelancer - Indonesia Lebih Baik

Internet Marketers, Pengamat Politik, Enterpreneur, Travellers. Memuji karyaMu dengan selalu Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kapan Nikah? Teruntuk Single yang Dimakan Usia

2 Mei 2020   19:08 Diperbarui: 2 Mei 2020   19:14 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: idntimes.com

Seberapa sering kalian "Single mania" mendapat pertanyaan dari teman, sanak saudara, tentang kapan nikah? Hal sepele,, namun begitu menusuk bagi yang baper.

Diluaran sana, beberapa orang memilih menikah di usia muda, sebelum 25 tahun namun di sudut dunia yang lain mereka lebih memilih untuk menikah saat segalanya sudah mapan, meskipun mapan hanyalah sebatas kata yang tidak sama perspesi antar orang.

Bagi sebagian orang, punya pendapatan bulanan sudah dianggap mapan, di sisi yang lain tidak mapan kalo belom beli rumah, di sudut jauh mungkin mereka mengatakan belum mapan kalau belum memenuhi keinginan dan kebutuhan sendiri dulu atau bahkan belom mapan kalau cita-cita belum tercapai.  Ya, cita-cita dan keinginan yang belum tercapai menjadi alasan terkuat untuk tidak segera menikah.

Mapan? Menurut KBBI mapan adalah mantap (baik, tidak goyah, stabil) kedudukannya (kehidupannya).

Dari penjelasan tersebut saja kita bisa menyimpulkan bahwa persepsi mapan setiap orang itu berbeda. Tidak goyah menurut orang yang satu dengan yang lain itu berbeda. Tidak ada habisnya jika kita menelisik lebih jauh makna mapan, bahkan seorang yang mapan karena memiliki usahapun belum tentu selamanya akan pasang, ya namanya bisnis pasti akan ada surutnya.

Hidup Bukan saling Mendahului

Kalimat yang tepat diucapkan bagi mereka yang single dan berjuang untuk mengenggam impiannya. Mereka seakan tak peduli dengan keadaan sekitarnya, saat teman-teman sudah menikah, saat pertanyaan "kapan" menghampiri, yang ada dipikiran mereka dunia terus berputar  lalu untuk apa kita saling mendahului, toh hidup pasti akan bergerak, entah siapa yang sampai duluan disana itu bukan urusannya, bermimpilah sendiri-sendri, mungkin anda bermimpi untuk menikah muda, mungkin saya bermimpi untuk untuk mewujudkan bisnis sukses dahulu.

Kapan Menikah? Seolah menjadi momok berbahaya bagi mereka yang single, saya sendiri juga terkadang berpikir, atas dasar apa seseorang menanyakan hal tersebut ke oramg lain yang masih single, entah sekedar lelucon atau basa basi yang tidak biasa, pertanyaan yang tak seharusnya ditanyakan.

Menikah bukan hanya sekedar  perayaan yang dirayakan dengan hidangan mewah di Gedung yang akbar. Menikah bukan hanya ucapan diplomatis untuk mengesahkan dua insan. Menikah bukan karena Teman-teman atau saudara sudah pada menikah sehingga kita dituntut untuk segera menikah. Menikah bukan karena tuntutan keluarga atau bahkan tetangga, karena banyak sekali seseorang yang menikah karena gunjingan dari tetangga yang menurut saya tidak bisa berempati. Menikah lebih dari itu....

Menikah itu butuh komitmen dari kedua belah pihak, bukan sepihak. Komitmen untuk selalu bersedia mendampingi hidup saat pasang maupun surut. Menikah adalah tentang kesiapan baik dari segi fisik maupun psikis. Tak sedikit pasangan yang menikah muda ujungnya perceraian, namun tak sedikit pula yang sukses hingga maut memisahkan salah satunya.

Perbedaan tersebut terjadi bisa karena factor kedewasaan pemikiran. Jika sepasang tidak memeiliki pemikiran dewasa tentu argumentasi yang satu selalu dibantah dengan yang lain. Jika hanya salah satu yang memiliki kedewasaan pemikiran, tentu tidak selamanya dia tertekan dengan selalu bersabar, tinggal menunggu bom waktu saja kapan meledaknya namun bagi mereka yang memiliki kedewasaan pemikiran keduanya, pasti setiap masukkan selalu diterima meskipun benar atau salah bisa dipertimbangan dan dibicarakan baik-baik.

Menikah itu perlu menyiapkan tabungan finansial untuk hidup kedepan, menyiapkan tempat tinggal untuk menjalani hidup Bersama, bukan berarti tempat tinggal ini harus beli, bisa juga kontrak/sewa rumah, karena tak selamanya setelah menikah kita ber"suaka" di rumah orang tua atau mertua. Setelah menikah diharapkan kita menjadi pribadi yang mandiri, tidak tergantung pada orang tua, karena sampai kapan orang tua akan menemanimu diujung usianya yang semakin renta.

Menikah itu bukan tentang mereka, bukan tentang siapa, bukan sebatas pertanyaan kapan? Menikah itu tentang lubuk dasar di hatimu, apakah sudah siap dan pantas untuk kejenjang pernikahan hidup Bersama dalam susah maupun suka selamanya...

To Be Continued....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun