Mohon tunggu...
Rifki Ramadhan
Rifki Ramadhan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Membaca dan Menulis. Saya percaya ada hubungan sebab-akibat di antaranya. Sehingga saya yang cinta Membaca ini, merasa wajib untuk menggauli Menulis pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Bergitar dan yang Terlentang

25 Juni 2010   21:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:17 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini jari jemari Yang Bergitar mulai memainkan chord dibagian Reff dari Imagine :

You may say i’m a dreamer, but i’m not the only one
I hope someday you’ll join us, and the world will live as one

Kini, lebih dari 2 tahun setelah perbincangan itu, Yang Terlentang baru menyadari mengapa sejarah bisa begitu mempesona Yang Bergitar. Mungkin, sekali lagi MUNGKIN, karena sejarah itu punya pesona, yang menurut Yang Terlentang, pesona sejarah itu muncul dari sifat nya yang Kelam dan cenderung berulang. Yah...sejarah yang kelam lah yang cenderung dikenang baik dan cenderung diulangi oleh manusia selanjutnya. George Bernard Shaw, seniman dan sosialis Irlandia pernah berkata manusia adalah makhluk unik yang aneh, meskipun sejarah selalu berulang, manusia begitu sulit bahkan tidak mampu untuk tidak mengulangi sejarah yang kelam.

Sejarah manusia laksana kertas putih polos nan bersih, kemudian ditulislah tinta hitam diatasnya. Nah tulisan itulah yang seharusnya coba untuk direnungkan dan dipelajari manusia agar bisa memutuskan apakah tulisan-tulisan itu pantas ditulis kembali atau tidak. Seperti kata Filosof Spanyol, George Santayana,“those who fail to learn the lessons of history are fated to repeat them."

Kalau direnungkan memang benar perkataan dari Shaw dan Santayana diatas. Bukankah Holocaust bukan genosida pertama dan terakhir yang terjadi? Dulu pernah terjadi pembantaian manusia saat Perang Salib 1 sampai 5. Lalu Dibom atomnya Hiroshima dan Nagasaki pada 1945, pembantaian rakyat Kamboja oleh rezim Khmer Merah, tragedi terorisme 11 september 2001, beberapa Perang Saudara di Afrika etc. Begitu pula dengan Sadat, masih ada tokoh-tokoh perdamaian yang dibunuh secara tragis selain Sadat. sebelum Sadat ada John F. Kennedy, Martin Luther King dan setelah Sadat giliran Benazir Butho di Pakistan yang tewas kemaren. Entah siapa Sadat berikutnya?

Yang Terlentang itu kini hanya bisa mengenang Khotbah-khotbah sejarah dari Yang Bergitar. Betapa menyenangkannya momen itu untuk di ulang. Segera setelah selesai mengetik tulisan ini, Yang Terlentang meng-klik icon Winamp, lalu dipilihnya sebuah lagu: John Lennon-Imagine . Suara merdu Lennon dan dentingan pianonya mengalun lembut di telinga Yang Terlentang, membawa semua kenangan kembali ke kamar kos itu 2 tahun silam. Dalam hati ia bergumam “Mungkin kalau tidak ada perang, John Lennon tidak pernah terinspirasi menciptakan lagu seindah ini?!!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun