Mohon tunggu...
Ikky Chain
Ikky Chain Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Mahasiswa aktif yang hari-harinya mengahabisi waktu bermainnya dengan membaca menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PMII Milik Mereka Saja: Menyoal Slogan PMII Maju dan Mendunia

16 Desember 2021   14:50 Diperbarui: 16 Desember 2021   14:59 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini benar PMII mereka atau PMII kita semua?, Penulis pernah membaca di salah satu artikel media online, Bendahara umum PB PMII 2021-2023, Pandji Sukma pernah menyampaikan satu sirat bernada "PMII bukan milik segelintir orang akan tetapi milik kita, milik semua kader di seluruh Indonesia". Namun kembali lagi, milik segelintir orang atau bukan?

Akhirnya terjawab setelah hajatan besar kongres XX, ada banyak kader merasa terasingkan karena mungkin dianggap makar (tidak ikut memilih ketua umum terpilih). Walaupun tidak dilakukan oleh mandataris kongres XX, tetapi tim suksesnya melakukan semua itu tanpa 'perintah' darinya. Ini benar setelah adanya beberapa pengurus wilayah atau PKC dan tataran pengurus cabang melakukan hajatan besarnya. "Ada diancam bakal di caretaker, adapula yang gagal di caretaker namun pengganti mereka tak kunjung mendapatkan pengakuan".

Bila ini terus berlanjut, penulis beranggapan dapat menjadi masalah besar bagi internal PMII, bukan saja di tatanan gerakan-gerakan besar PMII, tetapi saja berdampak buruk untuk psikologis kader. Kita dapat belajar dari Gus Dur yang mengajarkan kita untuk memahami, bahwa eksistensi sebuah organisasi, negara dan bangsa tak tak bisa dinominalkan harganya. Darinya kita dapat belajar tentang sikap legowo, tidak mendendam dan pemaaf. Gus Dur adalah tokoh berpengaruh yang selalu menghindari perpecahan dan mengatasi ketegangan politik sesama anak bangsa. Mengapa? karena Gus Dur begitu mencintai Kemanusiaan, perdamaian dan kerukunan.

Meskipun Gus Dur tak pernah berPMII, tapi ia merupakan salah satu sesepuh dan kiyai besar kita di Nadhatul Ulama. Kita dapat belajar darinya ketika posisinya sebagai presiden diambil oleh orang lain yang juga merupakan sahabatnya sendiri. Gus Dur diperlakukan tak elok, namun dirinya tak pernah membenci aktor dari pengkudetaan jabatannya sebagai presiden. Ia hanya pasrah kepada Allah dan tetap berbuat untuk bangsa ini.

Dari Gus Dur kita semua harus belajar mengiklaskan, mengedepankan persatuan untuk kemajuan. Tulisan ini juga sebagai kritik atas tagline 'PMII Maju dan Mendunia' yang saat ini terlihat jelas tidak ingin mengembangkan PMII. Semua itu tentu berdasarkan pengamatan dan fenomena yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun