Apakah kalian tahu saat ini kondisi ekonomi Indonesia sedang pada fase yang melemah? Indonesia tercatat mengalami deflasi selama 4 bulan sejak bulan Mei hingga Agustus 2024 yang menandai melemahnya perekonomian Indonesia. Tingkat deflasi 4 bulan terakhir tercatat sebesar 0,03% pada bulan Mei kemudian kembali naik ke 0,08% pada Juni, dan 0,18% pada Juli hingga turun kembali 0,03% pada bulan Agustus kemarin.Â
Mengetahui hal tersebut pada  bulan September 2024, Bank Indonesia (BI) mengambil langkah signifikan dengan menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin  atau suku bunga acuan menjadi 6%1. Keputusan ini telah diambil pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang sedang melemah. solusi ini diharapkan bisa memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Adapun Latar belakang penurunan suku bunga antara lain:
- Kondisi Ekonomi Global
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi ekonomi global mengalami ketidakpastian yang lumayan tinggi. Dampak dari pandemi COVID-19, konflik geopolitik, dan lonjakan harga energi telah menciptakan ancaman bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Perlambatan ekonomi global akibat berbagai faktor, termasuk ketegangan perdagangan dan dampak dari pandemi COVID-19 yang masih terasa sampai saat ini, membuat banyak negara mengambil langkah-langkah stimulus ekonomi. Dalam konteks ini, penurunan suku bunga  diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi domestic dan meningkatkan likuiditas. Inflasi yang meningkat dan gangguan rantai pasok menjadi isu utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dalam situasi seperti ini, BI perlu mengambil langkah-langkah untuk merespons kondisi yang tidak menentu.
- Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia bukanlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan ini. Pertama, proyeksi inflasi yang tetap rendah menjadi salah satu alasan utama. Inflasi yang rendah membuka ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga tannpa khawatir akan tekanan ifllasi yang berlebihan. Ketika suku bunga diturunkan, biaya pinjaman menjadi lebih murah, sehingga diharapkan akan meningkatkan investasi dan konsumsi, yang pada selanjutnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan latar belakang yang ada, berikut ini alasan BI melakukan penurunan suku bunga.
a. Memajukan Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu alasan utama BI menurunkan suku bunga adalah untuk memajukan pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi yang sulit, meningkatkan likuiditas di pasar dapat membantu sektor-sektor yang terdampak, seperti UMKM, untuk bangkit kembali. Dengan suku bunga yang lebih rendah, diharapkan masyarakat dan pelaku bisnis lebih berani untuk meminjam dan berinvestasi.
b. Mengatasi Inflasi
Meskipun penurunan suku bunga bisa berisiko meningkatkan inflasi, dalam beberapa kasus, BI perlu menyesuaikan kebijakan moneternya untuk mencegah terjadinya resesi. Penurunan suku bunga diharapkan dapat meningkatkan permintaan domestik, sehingga dapat membantu menjaga pertumbuhan yang stabil.
c. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi
Suku bunga yang rendah juga berpotensi meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di tingkat internasional. Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa lebih bersaing dalam memproduksi barang dan jasa dengan harga secara kompetitif.
Berikut ini beberapa Dampak Penurunan Suku Bunga terhadap Ekonomi
- Terhadap Sektor Perbankan
Salah satu dampak langsung dari penurunan suku bunga adalah pengaruhnya terhadap sektor perbankan. Dengan suku bunga yang lebih rendah, bank-bank harus menyesuaikan suku bunga kredit dan tabungan mereka. Meskipun ini bisa berdampak negatif pada margin keuntungan bank, di sisi lain, peningkatan volume pinjaman dapat mengimbangi dampak tersebut. Bank yang mampu beradaptasi dengan cepat akan dapat memanfaatkan peningkatan permintaan kredit.
- Terhadap Investasi
Penurunan suku bunga umumnya mendorong peningkatan investasi. Namun apabila suku merosot lebih rendah maka dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Dengan suku bunga yang lebih rendah, investasi asing mungkin akan berkurang karena imbal hasil yang lebih rendah. Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, perusahaan akan lebih terdorong untuk melakukan ekspansi dan investasi dalam proyek-proyek baru. Ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
- Terhadap Konsumsi
Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan daya beli masyarakat, karena cicilan pinjaman menjadi lebih ringan. Hal ini dapat mendorong konsumen untuk lebih aktif dalam berbelanja, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan domestik. Jika masyarakat merasa lebih yakin dengan kondisi ekonomi, mereka cenderung lebih berani untuk mengeluarkan uang.
Meskipun penurunan suku bunga diharapkan dapat memberikan dorongan bagi ekonomi, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah risiko inflasi di masa depan. Meskipun inflasi saat ini rendah, peningkatan permintaan akibat suku bunga yang lebih rendah dapat menyebabkan tekanan inflasi di masa mendatang. Oleh sebab itu, BI wajib terus memantau perkembangan inflasi dan sigap mengambil tindakan apabila diperlukan.
Selain itu, ketidakpastian ekonomi global masih menjadi tantangan. Perkembangan ekonomi di berbagai negara mitra dagang utama Indonesia, contohnya Amerika Serikat dan Tiongkok, akan mempengaruhi perekonomian domestik. Oleh karena itu, BI juga perlu memantau perkembangan global dan siap beradaptasi sengan perubahan yang terjadi.
Selain menurunkan suku bunga, Bank Indonesia juga mengimplementasikan berbagai langkah lain untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Salah satu langkah penting adalah memperkuat bauran kebijakan moneter. BI selalu memonitor perkembangan ekonomi dan sigap mengambil Langkah-lankah tambahan jika diperlukan untuk menjaga stabilitas dan keuangan.
BI juga bekerja sama dengan pemerintah dalam berbagai program stimulus ekonomi. Koordinasi antara BI dan pemerintah sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan moneter dan fiskal berjalan seiring dan saling mendukung. Program-program seperti bantuan sosial, insentif pajak, dan dukungan untuk sektor-sektor yang terdampak pandemi menjadi bagian dari upaya Bersama untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia merupakan langkah strategis untuk merespons kondisi ekonomi yang menantang. Dengan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kredit dan investasi, diharapkan dapat menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang. Namun, tantangan dan risiko seperti inflasi dan ketidakpastian global perlu diperhatikan secara serius. Sinergi antara kebijakan fiscal dan moneter sangat penting untuk memastikan keberhasilan langkah ini. Dalam konteks yang lebih luas, kebijakan ini mencerminkan komitmen BI untuk menjaga kesehatan perekonomian Indonesia di tengah berbagai tantangan yang ada.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang dinamika ekonomi dan respons yang cepat terhadap perubahan, diharapkan Indonesia dapat mencapai target perekonomian yang inklusif dan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H