Selain itu juga belajar dengan memaksimalkan teknologi kurang efektif karena guru hanya memberikan tugas kepada murid-muridnya terutama pelajaran yang membutuhkan penjelasan, pemahaman yang lebih mendalam serta contoh cara pengerjaan soalnya, misalnya matematika.Â
Akhirnya murid juga hanya mengandalkan google untuk mencari jawaban soalnya yang tentunya sulit untuk diverifikasi oleh gurunya apakah sumber jawaban yang ia pakai itu kredibel atau tidak. Ini merupakan tantangan besar bagi guru-guru supaya lebih proaktif dan kreatif agar bisa menggelar kegiatan belajar-mengajar sama efektifnya dengan tatap muka, supaya dapat menciptakan SDM yang berkualitas dan serta memiliki keterampilan dan berdaya saing tinggi dalam persaingan pasar global.
PekerjaanÂ
Fenomena meningkatnya pengangguran karena menurunnya jumlah lapangan pekerjaan, serta kualitas kerja antara lain upah dan perlindungan social. Akibat pandemi ini banyak sektor industri yang terpaksa menutup usahanya karena menurunnya tingkat permintaan serta harus menggaji karyawan mereka. Akhirnya opsi PHK bisa menjadi langkah yang terakhir di tempuh yang tentunya Langkah ini menjadi siuasi terburuk bagi perkerja yang terPHK. Solusi demi solusi sudah di terapkan namun, masih belum ada yang efektif karena banyaknya yang memanfaatkan berbagai solusi tersebut.
Bahkan setelah pandemic berakhir, dinamika bekerja dikantor akan berubah dan manusia tidak perlu lagi bekerja dirumah. Akan tetapi, kesehatan menjadi prioritas paling utama dengan menjaga kebersihan kantor di tengah masa pemulihan virus corona serta diperlukan langkah-langkah yang efisien mengenai cara bekerja yang aman dan nyaman. Bahkan setelah adanya Corona ini menunjukkan bahwa kita bisa bekerja dari rumah saja dengan memanfaatkan teknologi canggih dan kita dapat menghemat biaya sewa Gedung untuk dijadikan kantor, meski tidak semua pekerjaan dapat dilakukan secara online. Bekerja dari rumah mungkin akan menjadi hal yang biasa. Selain itu, kita juga dapat menyesuaikan dan merealisasikan kebijakan SDM karena dunia kini harus menyesuaikan dengan aturan dan kebiasaan baru. Seperti penggunaan teknologi dan fokus pada kesehatan.
Penulis: Rifka Nurohma
Mahasiswa Sosiologi
Universitas Negeri Makassar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H