Mohon tunggu...
Rifka Novia
Rifka Novia Mohon Tunggu... -

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pembangkit Semangat Belajar Itu, Kini Tampil Gratis Di DUFAN Ancol!

14 Desember 2011   10:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:18 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Komputernya Lemot banget sih ...", demikian ucap salah seorang kawan yang sedang bekerja dengan Internet WiFi di sekolahku.

Padahal sih, menurutku sambungan internet di sekolahku sudah cukup cepat, cuma ya, karena yang pakai sekaligus banyak, wajarlah kalau sedikit tersendat, dan tidak secepat biasanya.

"Sekolah apa nih, internetnya aja lambat banget...", kawanku kembali melontarkan kata-kata yang menurutku tidak pantas untuk di ucapkan pada sekolah yang sudah berupaya untuk melengkapi fasilitas belajarnya dengan sedemikian rupa.

Sepulang sekolah, kata-kata yang di ucapkan oleh kawanku tersebut, kembali terngiang di telingaku.

Ternyata memang masih banyak orang yang tidak bisa mensyukuri keberuntungan yang bisa mereka dapatkan, dimana mereka bisa bersekolah di sekolah-sekolah yang menurutku sudah melengkapi fasilitas belajarnya dengan sebaik-baiknya.

[caption id="attachment_149440" align="aligncenter" width="502" caption="(Fotoku dan Kawan-kawan di Sekolah, sumber: dokumentasi pribadi)"][/caption]

Fasilitas itu seperti Gedung sekolah yang nyaman, berpenyejuk udara,  fasilitas perpustakaan, fasilitas laboratorium komputer dengan sambungan internet, dan berbagai fasilitas lainnya.

Dengan segudang fasilitas tersebut, masih banyak diantara kawan-kawanku yang malas-malasan untuk belajar. Seakan sekolah hanya untuk menghabiskan waktu disiang hari semata.

"Mungkin mereka tidak pernah tahu tentang cerita Laskar Pelangi", ucapku dalam hati.

Aku kembali teringat tentang kisah anak-anak Laskar Pelangi. Dimana mereka tinggal di sebuah desa, yaitu desa Gantong, Belitong, di era tahun 1970-an.

Sebuah desa pantai yang indah, penuh kesederhanaan, tapi minim fasilitas belajar.

Mereka harus berjalan kaki cukup jauh untuk mencapai sekolah, bahkan terkadang harus berjumpa dengan seekor buaya besar yang kerap melintas di rute perjalanan mereka ke sekolah.

[caption id="attachment_149451" align="aligncenter" width="500" caption="(Buaya dalam Film Laskar Pelangi, sumber: laskarpelangi.com)"][/caption]

Kondisi kelas mereka juga sangat memprihatinkan. Jangan bandingkan dengan sekolah-sekolah modern masa kini...

[caption id="attachment_149442" align="aligncenter" width="400" caption="(Sekolah Laskar Pelangi, Sumber: kelascahayacemerlang.blogspot.com)"][/caption]

Bahkan kisah pertemuan mereka juga cukup ironis, dimana disaat penerimaan murid baru, sekolah tersebut nyaris ditutup, karena murid baru yang mendaftar hanya sembilan orang, sementara batas minimal murid adalah sepuluh orang.

Syukurlah, di saat terakhir, hadirlah "Harun", seorang siswa kesepuluh, yang menggenapi jumlah minimal siswa per kelas.

Sebagai guru mereka, Ibu Muslimah begitu bahagia, sehingga kesepuluh anak tersebut kemudian dinamakan dengan LASKAR PELANGI.

[caption id="attachment_149444" align="aligncenter" width="594" caption="(Laskar Pelangi, sumber: laskarpelangifans.net)"][/caption]

Tantangan dan hambatan tidak berhenti sampai disitu. Akan tetapi semuanya di hadapi dengan tabah dan semangat, bahkan dengan cita-cita yang setinggi langit, yaitu Ibu Muslimah selalu meminta anak-anak didiknya agar bisa berniat untuk meneruskan kuliah hingga ke Universitas Sorborne, Perancis.

[caption id="attachment_149452" align="aligncenter" width="375" caption="(Universitas Sorborne Prancis, sumber: placeforrent.com)"][/caption] Benar-benar sebuah cerita yang dapat memotivasi semua orang agar bisa bersyukur atas segala     kemudahan yang sudah mereka dapatkan selama ini. Dan merupakan sebuah cerita dapat membuat kita berhenti mengeluh, seolah-olah kita selalu dalam kondisi yang kekurangan. Padahal jika dibandingkan dengan apa yang telah dialami oleh Kesepuluh anggota Laskar Pelangi dan para guru mereka, hambatan yang kita alami adalah tidak seberapa.

Aku yakin, kalau saja kawan-kawanku bisa menghayati dengan baik pesan moral yang terkandung di cerita Laskar Pelangi tersebut, mereka akan menjadi siswa yang tidak mudah mengeluh, tangguh menghadapi tantangan, tidak mudah putus asa dan bisa bersyukur dengan segala kemudahan yang sudah mereka dapatkan.

Salut kepada Pak Andrea Hirata yang berkenan menuliskan kisah pribadinya yang sangat luar biasa, sehingga mampu meningkatkan kesadaran dan motivasi diriku dan banyak masyarakat Indonesia yang lainnya.

[caption id="attachment_149445" align="aligncenter" width="200" caption="(Pak Andrea Hirata, sumber: antara.news)"][/caption]

Tidak puas hanya dengan membaca Novelnya, aku juga tidak ketinggalan menonton kisah LASKAR PELANGI melalui layar bioskop, yang diproduksi oleh MILES Films di tahun 2008.

Sebuah pencapaian yang luar biasa. Aku baca di media Massa, film ini berhasil memukau hampir 4,6 juta penonton di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia. Apalagi tak lama kemudian, film Laskar Pelangi ini kemudian dapat di tonton oleh seluruh masyarakat Indonesia melalui layar televisi nasional.

Dan ternyata yang menyukai kisah Laskar Pelangi ini bukan cuma orang Indonesia lho.

[caption id="attachment_149446" align="aligncenter" width="320" caption="(Film Laskar Pelangi, sumber: laskarpelangifans.net)"][/caption]

Karena ternyata Film Laskar Pelangi ternyata juga telah di ikutkan di lebih dari 20 festival film Internasional di seluruh dunia, dan berhasil meraih sejumlah penghargaan, antara lain,

Signis Award dari Hong Kong International Film Festival 2009.

Special Jury Prize – Silver Dolphin Awarddari Festroia International Film Festival 2009 di Portugal.

Best Picture Award dari Asia Pacific Film Festival 2009 di Taiwan.

CINEPANZ AWARD – Best Film by Audience di Cinepanz 20th Children Film Festival di Cologne, Jerman.

Yang tambah mengasyikkan, di tahun 2010, kisah tentang Laskar Pelangi ini, telah dikemas menjadi sebuah pertunjukkan Musikal oleh MILES Productions & EtCetera Entertainment.

Suatu berkah bagiku yang memang menyukai drama Musikal yang bisa membuaiku dengan lagu dan musik yang cantik nan merdu, terutama dengan iringan musik orkestra nan megah dari ERWIN GUTAWA ORCHESTRA.

[caption id="attachment_149447" align="aligncenter" width="523" caption="(Musikal Laskar Pelangi, sumber: hiburankompas.com)"][/caption]

Wajarlah kalau penampilan Musikal Laskar Pelangi jadi begitu menarik hati, karena dikembangkan oleh insan musik yang sangat berbakat dibidangnya, seperti Riri Riza sebagai Sutradara, Erwin Gutama sebagai Komposer, Naskah dan Lirik oleh Mira Lesmana, Desain Artistik oleh Jay Subiakto, Koreografi oleh Hartati, dan di produseri oleh Toto Aryo dan Mira Lesmana.

Sekali kita menonton Musikal Laskar Pelangi, dijamin deh, kita akan ingin dan ingin untuk kembali menyaksikannya. Benar-benar pertunjukan yang fantastis.

Dan Musikal Laskar Pelangi ini, tidak semata-mata sebuah pertunjukan musik biasa, karena di dalamnya ada pelajaran berharga yang bisa dipetik oleh para penontonnya, yaitu nilai semangat juang yang tercermin dari perjuangan seluruh anggota Laskar Pelangi untuk tetap menimba ilmu, walaupun banyak mendapatkan tantangan dan hambatan.

Akan tetapi kesemuanya dikemas dalam cerita yang ringan, menarik dan menyenangkan. Jadi tidak membosankan dan tidak menggurui para penontonnya.

Nah..., kini ada kabar gembira bagi aku dan kawan-kawan yang senang ke DUFAN, karena Musikal Laskar Pelangi yang sangat fenomenal dan mendidik ini, akan bisa kita nikmati secara gratis di Rama Shinta Hall, Dunia Fantasi Ancol.

[caption id="attachment_149448" align="aligncenter" width="480" caption="(Ancol Musikal Laskar Pelangi, sumber: musikallaskarpelangi.com)"][/caption]

Salut buat Ancol, yang bersedia menggratiskan pertunjukan sekaliber Musikal Laskar Pelangi!.

Benar-benar sebuah kontribusi yang besar untuk membuka mata seluruh masyarakat Indonesia agar bisa memahami tentang arti perjuangan dalam upaya meraih pendidikan yang layak, sebagaimana yang dilakukan oleh anak-anak anggota Laskar pelangi.

Oh ya, pertunjukan Musikal Laskar Pelangi ini akan di mulai dari tanggal 24 Desember 2011, hingga 7 Januari 2012. Tampil satu kali pertunjukan pada hari Senin dan Kamis, yaitu pada pukul 14.00 hingga pukul 15.00, dan tampil dua kali di hari Sabtu dan Minggu, pada pukul 14.00 hingga pukul 15.00 dan pada pukul 16.00 hingga pukul 17.00 WIB.

Benar-benar gratis. Kawan-kawan hanya perlu membayar tiket masuk DUFAN seperti biasa, yaitu sebesar Rp. 180.000,- dan sudah bisa menyaksikan pertunjukan Musikal Laskar Pelangi tanpa perlu keluar biaya lagi.

Asyiiik...kan. Kita bisa menhabiskan liburan akhir tahun dengan mengunjungi Ancol, bermain sepuasnya di DUFAN, lalu menonton Musikal Laskar Pelangi. Jadi kita tidak perlu lagi harus keluar negeri untuk menghabiskan liburan akhir tahun, cukup ke Ancol Taman Impian. Bahkan orang Singapura saja, banyak yang terpukau saat menonton pertunjukkan Musikal Laskar pelangi. Tidak percaya?... Musikal Laskar Pelangi sudah dua kali lho manggung di Singapura, tepatnya di Esplanade Theatres on the Bay, Singapura. Dan setiap kali pertunjukan, dihadiri sampai 2.000 orang. Jika orang Singapura saja mau repot-repot menonton Musikal Laskar Pelangi dari Indonesia, lalu kenapa kita segan menonton Musikal Laskar pelangi yang pertunjukannya di lakukan di negeri sendiri?. Semoga nilai semangat yang ada di Musikal Laskar Pelangi akan mampu menambah semangat kita di tahun 2012 nanti. Sampai jumpa di Dufan Ancol Taman Impian... Twitter: https://twitter.com/#!/rifka_novia/status/146926558089707520 Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?id=100003150071702

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun