Mohon tunggu...
Rifkaani Fadhillaa
Rifkaani Fadhillaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya main badminton,jajan diajak jajan , di jajanjn

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inflasi Terjadi Akibat Banyak Jumlah Uang yang Beredar

15 September 2024   21:51 Diperbarui: 15 September 2024   22:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu [2] Peningkatan Permintaan.  Salah satu penyebab utama inflasi adalah peningkatan jumlah uang yang beredar di masyarakat [1]Peningkatan Jumlah Uang Beredar [3]Keterbatasan Penawaran [4] kenaikan Harga [5] Inflasi.  Ketika jumlah uang yang beredar melebihi jumlah barang dan jasa yang tersedia di pasar, permintaan akan meningkat, sementara penawaran tetap terbatas.  Hal ini menyebabkan harga-harga naik untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran.

Mekanisme Inflasi Akibat Peningkatan Jumlah Uang Beredar

Berikut adalah mekanisme bagaimana peningkatan jumlah uang yang beredar dapat menyebabkan inflasi:

1.Peningkatan Jumlah Uang Beredar:  Ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat, baik melalui pencetakan uang baru atau kebijakan moneter yang melonggarkan kredit, masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan.

2.Peningkatan Permintaan:  Dengan lebih banyak uang di tangan, masyarakat cenderung meningkatkan permintaan mereka terhadap barang dan jasa.  Permintaan yang meningkat ini dapat terjadi pada berbagai jenis barang, mulai dari kebutuhan pokok hingga barang mewah.

3.Keterbatasan Penawaran:  Dalam banyak kasus, peningkatan permintaan tidak diiringi dengan peningkatan penawaran barang dan jasa.  Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kapasitas produksi yang terbatas, keterbatasan sumber daya, atau kesulitan dalam meningkatkan produksi dalam jangka pendek.

4.Kenaikan Harga:  Ketika permintaan melebihi penawaran, penjual memiliki kekuatan untuk menaikkan harga barang dan jasa mereka.  Mereka dapat memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, karena konsumen bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan barang dan jasa yang mereka inginkan.

5.Inflasi:  Kenaikan harga yang terjadi secara meluas dan terus-menerus dalam berbagai jenis barang dan jasa merupakan indikasi inflasi.  Inflasi menunjukkan bahwa nilai mata uang telah menurun, karena uang yang sama dapat membeli lebih sedikit barang dan jasa dibandingkan dengan sebelumnya.

Contoh Inflasi Akibat Peningkatan Jumlah Uang Beredar

Contoh klasik inflasi akibat peningkatan jumlah uang beredar adalah hiperinflasi di Jerman setelah Perang Dunia I .  Pemerintah Jerman mencetak uang dalam jumlah besar untuk membiayai biaya perang dan membayar utang perang.  Peningkatan jumlah uang yang beredar secara drastis menyebabkan nilai mata uang Jerman merosot tajam, dan harga barang dan jasa melonjak hingga mencapai tingkat yang tidak terkendali.

Dampak Inflasi Akibat Peningkatan Jumlah Uang Beredar

Inflasi yang disebabkan oleh peningkatan jumlah uang yang beredar memiliki dampak negatif yang signifikan bagi perekonomian, antara lain:

Penurunan Daya Beli:  Inflasi menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, karena uang yang mereka miliki tidak lagi dapat membeli barang dan jasa sebanyak sebelumnya.  Hal ini dapat mengakibatkan penurunan standar hidup dan kesulitan ekonomi bagi sebagian masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan tetap.

Ketidakpastian Ekonomi:  Inflasi yang tinggi dan tidak stabil dapat menciptakan ketidakpastian ekonomi, yang dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.  Pelaku ekonomi menjadi enggan untuk berinvestasi dalam jangka panjang karena tidak dapat memprediksi nilai uang di masa depan.

Peningkatan Biaya Produksi:  Inflasi dapat meningkatkan biaya produksi bagi perusahaan, karena mereka harus membayar lebih banyak untuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya.  Peningkatan biaya produksi ini dapat menyebabkan kenaikan harga jual produk, yang dapat memperburuk inflasi.

Ketidakstabilan Sistem Keuangan:  Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem keuangan, karena nilai aset dan investasi menjadi tidak pasti.  Hal ini dapat menyebabkan penurunan kepercayaan investor dan dapat memicu krisis keuangan.

Para ahli ekonomi yang meneliti tentang inflasi berasal dari berbagai disiplin ilmu, termasuk ekonomi, keuangan, dan statistik.  Mereka mempelajari penyebab, dampak, dan cara mengendalikan inflasi.Salah satu pakar yang meneliti tentang inflasi adalah Joseph Stiglitz

Joseph stiglitz adalah seorang Ekonom Amerika yang memenangkan Hadiah Nobel Ekonomi tahun 2001.  Stiglitz dikenal dengan penelitiannya tentang ekonomi informasi, ketidaksempurnaan pasar, dan distribusi pendapatan.  Ia juga telah menulis tentang inflasi dan dampaknya terhadap masyarakat miskin.

Salah satu buku yang ditulis oleh stiglisz adalah "The Price of Inequality" (2012):  Dalam buku ini, Stiglitz membahas dampak ketidaksetaraan ekonomi terhadap masyarakat, termasuk masyarakat miskin.  Ia menunjukkan bahwa ketidaksetaraan ekonomi dapat memperburuk inflasi, karena masyarakat kaya memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan dan dapat mendorong kenaikan harga barang dan jasa.  Stiglitz juga berpendapat bahwa ketidaksetaraan ekonomi dapat mengurangi mobilitas sosial dan memperburuk kemiskinan, karena masyarakat miskin memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang kerja.

Dalam pemikiran Stiglitz dalam buku-buku tersebut memberikan wawasan yang penting tentang bagaimana inflasi dapat merugikan masyarakat miskin dan bagaimana kebijakan ekonomi harus dirancang untuk melindungi mereka.  Stiglitz menekankan bahwa kebijakan ekonomi harus mempertimbangkan dampaknya terhadap semua anggota masyarakat, bukan hanya kelompok kaya.  Ia juga berpendapat bahwa pemerintah harus memainkan peran yang lebih aktif dalam mengatur pasar dan melindungi masyarakat miskin dari dampak negatif inflasi 

Stiglitz menggunakan berbagai metode penelitian, termasuk model ekonomi, data statistik, dan studi kasus, untuk mempelajari inflasi dan dampaknya terhadap perekonomian.  Penelitian stiglitz membantu pemerintah dan bank sentral untuk merumuskan kebijakan yang tepat untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi.

Bukan hanya diluar negeri, ternyata di Indonesia juga telah mengalami beberapa periode inflasi sepanjang sejarahnya, dengan beberapa contoh yang menonjol sebagai peristiwa yang sangat signifikan.

Contoh Inflasi di Indonesia

Berikut adalah beberapa contoh menonjol inflasi yang terjadi di Indonesia:

Awal Kemerdekaan (1945-1950): Periode ini ditandai dengan ketidakstabilan ekonomi dan kekacauan politik yang signifikan setelah kemerdekaan negara. Kurangnya mata uang yang stabil dan adanya beberapa mata uang yang beredar secara bersamaan menyebabkan inflasi yang merajalela. Situasi ini diperburuk oleh perang kolonial Belanda dan gangguan ekonomi yang terjadi setelahnya. Periode ini mengalami hiperinflasi, dengan harga naik lebih dari 600%.

Krisis Moneter Asia (1997-1998): Krisis ekonomi global ini berdampak buruk pada Indonesia, menyebabkan devaluasi tajam Rupiah Indonesia dan lonjakan inflasi. Krisis memicu hilangnya kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia, menyebabkan penurunan investasi dan peningkatan pengangguran. Inflasi mencapai puncaknya pada 77,63% pada tahun 1998.

Krisis Finansial Global (2008-2009): Krisis keuangan global tahun 2008 juga berdampak pada Indonesia, meskipun tidak separah krisis keuangan Asia. Krisis ini menyebabkan penurunan permintaan global terhadap ekspor Indonesia dan kenaikan harga komoditas, yang berkontribusi pada inflasi. Namun, pemerintah Indonesia mampu mengelola situasi dengan efektif, dengan inflasi mencapai puncaknya pada 9,87% pada tahun 2008.

●Pandemi COVID-19 (2020-2022): Pandemi COVID-19 mengganggu rantai pasokan global dan menyebabkan lonjakan permintaan untuk barang-barang tertentu, yang berkontribusi pada inflasi di Indonesia. Pandemi juga menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi, yang berdampak pada pengeluaran konsumen dan operasi bisnis. Meskipun inflasi relatif rendah pada tahun 2020, inflasi naik pada tahun 2021 dan 2022, mencapai 3,35% dan 6,4%.

Contoh-contoh ini menyoroti dampak signifikan yang dapat ditimbulkan inflasi terhadap suatu perekonomian. Inflasi yang tinggi dapat menggerus daya beli, mengurangi investasi, dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Inflasi juga dapat memperburuk kesenjangan sosial, karena mereka yang berpenghasilan tetap terkena dampak kenaikan harga secara tidak proporsional.

Meskipun indonesia telah melewati beberapa kali inflasi, pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mengendalikan inflasi.  Beberapa langkah strategis yang dilakukan antara lain:

1. Memperkuat Koordinasi Kebijakan: Pemerintah dan Bank Indonesia bekerja sama untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

2. Mengendalikan Inflasi Komponen Volatile Food (VF):  Pemerintah fokus untuk menjaga inflasi komponen makanan yang mudah berubah (volatile food) agar berada dalam kisaran 3,0% - 5,0%, terutama selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

3. Memperkuat Ketahanan Pangan Domestik:  Pemerintah mendorong program lumbung pangan dan perluasan kerja sama antardaerah untuk memperkuat ketahanan pangan domestik.

4. Sinergi Pusat dan Daerah:  Pemerintah pusat dan daerah bekerja sama untuk menjaga keterjangkauan harga, memastikan ketersediaan pasokan, dan menjamin kelancaran distribusi.

5. Kebijakan Moneter: Bank Indonesia (BI) menggunakan kebijakan moneter, seperti penyesuaian suku bunga, untuk mengendalikan inflasi.

6. Kebijakan Fiskal: Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal, termasuk pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak, untuk memengaruhi aktivitas ekonomi dan mengelola inflasi.

7. Bantuan Sosial: Pemerintah memberikan bantuan sosial, termasuk untuk ojek, usaha mikro, kecil, dan menengah, dan nelayan, untuk meringankan beban ekonomi masyarakat.

8. Penciptaan Lapangan Kerja: Pemerintah mendorong penciptaan lapangan kerja untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

9. Subsidi Sektor Transportasi: Pemerintah memberikan subsidi sektor transportasi angkutan umum daerah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi di tingkat daerah.

10. Dana Insentif Daerah: Pemerintah memberikan penghargaan berupa Dana Insentif Daerah kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang berhasil menekan inflasi.

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi melalui berbagai langkah strategis dan sinergi yang dilakukan.

Kesimpulan

Inflasi yang disebabkan oleh peningkatan jumlah uang yang beredar merupakan masalah ekonomi yang serius.  Peningkatan jumlah uang yang beredar tanpa diiringi dengan peningkatan produksi barang dan jasa dapat menyebabkan inflasi yang tinggi dan tidak terkendali, yang dapat berdampak negatif bagi perekonomian.  Oleh karena itu, pemerintah dan bank sentral harus menerapkan kebijakan moneter yang tepat untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dan menjaga stabilitas nilai mata uang.  Selain itu, penting untuk meningkatkan produksi barang dan jasa agar dapat memenuhi permintaan yang meningkat dan mencegah inflasi.

Meskipun Indonesia telah mengalami periode inflasi yang tinggi, pemerintah telah menerapkan langkah-langkah untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi. Penting untuk memantau tingkat inflasi dan memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadapnya untuk memastikan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun