Neurosains adalah studi tentang sistem saraf, termasuk penglihatan, pendengaran, penciuman, dan kontrol gerakan dan perilaku lainnya. Memahami neurosains dan mengamalkannya dalam kehidupan akan membantu anak berperilaku baik.
Untuk menumbuh kembangkan rasa acuh orangtua/wali terhadap pola dasar perawatan anak, maka harus ada aktualisasi di satuan pendidikan dengan membangun sinergitas antara orangtua/wali dengan lembaga pendidikan.
Keduanya bisa membentuk Neurosains Class sebagai forum pembekalan pendidikan anak dalam hal  merawat kesehatan otak dengan mengatur nutrisi, latihan dan olahraga, pasokan oksigen, hingga mengatur jam istrahat otak.
Apabila perangkat-perangkat dalam otak seperti sistem limbik, ganglia basal, sistem singulat, dan lainnya berhasil dirawat dengan baik, maka akan membantu menjadikan anak menjadi manusia unggul dengan kestabilan intelektual dan emosionalnya. Akan jauh lebih baik jika hasil pembekalan dalam Neurosains Class juga bisa diajarkan pada anak.
Sehingga akan menjadi self control saat ia menyadari bahwa perilaku yang dilakukan tidak baik. Terutama penyalahgunaan narkoba yang tidak jarang disebabkan putusnya sebuah ikatan, kematian, broken home yang menyebabkan ketidakmampuan dirinya dalam mengendalikan diri sehingga stres berkepanjangan.
Salah satu faktor penyebabnya adalah aktifnya sistem limbik yang mengalami gangguan. Oleh karena itu, Neurosains Class harus didesain semenarik mungkin agar pembekalan tidak monoton dan menjadi efektif.
Seperti pengamatan yang pernah dilakukan oleh Dr. Nusa Putra, S. Fil, M. Pd terhadap beberapa penelitian psikolog bahwa Neurosains sangat berguna bagi pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H