Semarak membinar keduniaan yang menyilaukan
Kerak cahaya yang semuanya kenikmatan menikmati
Gelombang cahaya yang mengecoh membutakan
Cahaya dasar yang dikejar-kejar sebagai materi diketahui
Cahaya
Jika kau menyimpulkan aku sebagai aku
Jika aku menyimpulkan kau sebagai kau
Lalu apa beda kau dan aku dengan picisan cahaya kesatu
Jika tak menyimpul kau dan aku adalah lelembut padu
Cahaya
Mengapa terperdaya cahaya pertama
Mengapa terjebak oleh galian kasat mata
Mengapa dilinglungkan olehnya
Mengapa engkau pasrah dikecewa cahaya pertama
Sedang diperjalanan kau dan aku di selanjutnya
Bisa mengerat tangan ke peristiwa gelombang kedua
Cahaya
Mengapa kau dan aku menyangka-nyangka surga yang neraka
Mengapa kau dan aku diombang-ambingkan neraka yang surga
Sedang menghirau cahaya pertama, nan teguh di cahaya kedua
Kau dan aku bersama nggayuh ke cahaya yang zakiah
Cahaya kesejatian yang diharapkan juga ditunggu -Nya
Surabaya, 2017
Termuat di buku Min Turobil Aqdam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI