Asia Afrika adalah salah satu tempat di Bandung yang sering sekali dikunjungi oleh pengunjung. Sudah tidak aneh bila selalu ada saja pengunjung yang datang karena Jalan Asia-Afrika yang terletak di tengah Kota Bandung tersebut jalan yang memiliki banyak sejarah. Selain sejarah pembangunannya, Jalan Asia-Afrika menjadi saksi sejarah Konferensi Asia-Afrika pada 18-24 April 1955. Konferensi Asia-Afrika ini dilaksanakan di Gedung Merdeka yang terletak di jalan ini. Itu yang menjadi alasan penamaan Jalan Asia- Afrika.
Selain penuh dengan sejarah, Jalan Asia-Afrika memiliki daya tarik lain untuk membuat wisatawan berkunjung. Lalu, apa yang membuat wisatawan terpikat oleh jalan Asia-Afrika ini ?
Menurut wisatawan yang berkunjung bahwa Jalan Asia-Afrika sangat estetik,
"Saya setiap ke Bandung pasti berkunjung ke Asia-Afrika karena disini bangunannya berkesan vintage dan banyak manusia berkostum seperti hantu-hantu yang ada di Indonesia. Rasanya, tidak afdol kalau tidak main ke Jalan Asia-Afrika bila saya sedang di Bandung. Maka dari itu saya selalu berkunjung".
Memang benar menurut pengunjung tersebut bahwa Jalan Asia-Afrika sangat estetik karena bangunannya memiliki kesan vintage. Ketika berada di Jalan Asia-Afrika begitu banyak gedung di samping-samping jalan tersebut masih berbentuk jadul. Keberadaan gedung-gedung tersebut menjadi memikat untuk para wisatawan.Â
Berdirinya bangunan-bangunan jadul di Jalan Asia-Afrika tentunya merupakan buah dari pembangunan yang dilakukan pemerintah kolonial di zaman penjajahan Belanda dulu. Salah satu gedung jadul yang berdiri sejak zaman Belanda di jalan ini adalah hotel Grand Preanger. Gedung tersebut merupakan hotel berbintang berdiri sejak tahun 1889 dan dibangun oleh Van Deterkom yang berasal dari Belanda.
Lalu ada hal yang menarik juga yaitu manusia berkostum yang bermacam-macam tidak hanya hantu saja melainkan ada yang menjadi Batman, Spider-Man, bahkan Bumble Bee. Â Jadi jangan heran jika kalian melihat sangat banyak orang berkostum meramaikan trotoar jalan ini. Keberendaan mereka itu membuat wisatawan terpikat untuk berfoto bersama mereka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H