Mohon tunggu...
Humaniora

Kontribusi Gresik dalam Menekan Angka Fertilitas

15 Desember 2015   14:54 Diperbarui: 15 Desember 2015   14:54 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Indonesia terus konsisten dalam menekan laju pertumbuhan penduduk sebab dikhawatirkan akan terjadi ledakan penduduk. Jumlah penduduk di Indonesia hingga saat ini menduduki posisi nomor empat terbanyak di dunia. Jika tidak segera dikendalikan, maka ledakan penduduk ini akan menjadi masalah sosial yang mengganggu pembangunan di Indonesia. Sejak zaman orde baru hingga saat ini pemerintah menjalankan kebijakan dalam menekan laju pertumbuhan penduduk khusunya menekan angka fertilitas (kelahiran) dengan Program Keluarga Berencana (KB). Contoh salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur telah menerapkan program KB dengan baik, yaitu Kabupaten Gresik.

Sekretaris Militer Presiden RI Letkol Tri Eko Purnomo memberikan penghargaan Satya Lencana Wira Karya bidang Keluarga Berencana (KB) tahun 2015 untuk Gresik. “Keberhasilan Keluarga Berencana di Gresik terbukti karena tingkat pertumbuhan penduduk di Gresik hanya 1,3 persen. Jumlah rata-rata keluarga di Gresik hanya 3,6, artinya rata-rata setiap keluarga di Gresik hanya memiliki 2 anak dan 1 anak. Sementara tentang tingginya jumlah penduduk di Gresik karena migrasi, karena mereka tidak lahir di Gresik” kata Sambari yang didampingi Kepala Badan KB-PP Gresik Adi Yumanto. Sambari juga mengatakan bahwa setiap tahun Gresik meningkatkan anggaran untuk Keluarga Berencana dimana pada tahun 2012 sekitar Rp 9 miliar, 2013 naik menjadi Rp 11 miliar dan pada tahun 2014 naik menjadi Rp 13 miliar (sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2015/07/13/sekretaris-militer-presiden-serahkan-penghargaan-untuk-gresik).

Faktor utama keberhasilan program KB di Gresik yaitu sebagian besar masyarakat Gresik yang menjadi peserta aktif program KB. Dahulu norma masyarakat memiliki banyak anak biasa saja sebab terdapat istilah “Banyak anak banyak rezeki”. Namun saat ini pola pikir sebagian masyarakat menjadi “Banyak anak banyak susahnya”. Sebagian besar masyarakat khususnya di Gresik menyadari bahwa jika seseorang dapat merencanakan jumlah anak, maka dapat meningkatkan kualitas kehidupan keluarga tersebut. Cara meningkatkan kualitas tersebut dengan mengatur keuangan keluarga supaya digunakan untuk membeli makanan yang lebih berkualitas dan bergizi. Secara tidak langsung dari segi kesehatan dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Faktor kesehatan masyarakat juga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing seiring dengan persiapan Indonesia menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) pada 31 Desember 2015 mendatang.

Namun dari faktor masyarakat saja belum cukup jika pemerintah tidak memberi dorongan. Tanpa adanya peran pemerintah, Program KB tidak dapat berjalan dengan baik sebab jika pemerintah hanya menyediakan fasilitas tanpa melakukan penyuluhan dan pengawasan, maka program tersebut dilakukan sia-sia. Pemerintah seharusnya menyadari bahwa semakin banyaknya bayi yang dilahirkan akan semakin besar pula beban yang ditanggung oleh pemerintah itu sendiri seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Beban berupa seberapa besar dalam melayani masyarakat dengan baik semakin besar pula tenaga, waktu, dan biaya yang dikeluarkan. Hal ini telah disadari oleh pemerintah Kabupaten Gresik sehingga pemerintah Kabupaten Gresik berhak mendapatkan penghargaan Satya Lencana Wira Karya bidang Keluarga Berencana (KB). Dengan adanya penghargaan tersebut diharapkan sebagai motivasi bagi pemerintah daerah lainnya dalam mengatasi ledakan penduduk di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun