Konstruktivisme adalah filosofi yang berasumsi bahwa siswa bahwa pengetahuan dibangun melalui refleksi atas pengalaman-pengalaman yang mereka alami. Istilah konstruktivisme ditemukan dalam karya Barlett, dan diperdalam oleh Mark Baldwin, serta lebih rinci dikembangkan oleh Jean Piaget. Konsep  ini kemudian diperluas oleh Ernst Von Glasersfeld, dan telah diungkapkan oleh Giambattista Vico pada tahun 1710 sebelum konstruktivisme menjadi populer. Dalam pandangan Suyono dan Hariyanto, "makna mengetahui berarti mengetahui bagaimana membuat sesuatu". Artinya, seseorang dianggap mengetahui sesuatu ketika dia mampu menjelaskan cara membuatnya.
Ini mengartikan bahwa seseorang dianggap mengetahui sesuatu ketika dia mampu menjelaskan unsur-unsur yang membentuknya, sebagai hasil dari proses berpikirnya. Dengan kata lain, pengetahuan seseorang tentang sesuatu itu dihasilkan melalui proses konstruks pemikirannya sendiri.
2. Inkuiri
Inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang berfokus pada penjelajahan dan penemuan melalui proses berpikir yang sistematis. Pengetahuan bukanlah sekadar kumpulan fakta yang harus dihafal, melainkan upaya menemukan sendiri. Dalam proses perencanaan pembelajaran, guru tidak hanya menyiapkan materi yang dihafal, tetapi mencari lingkungan pembelajaran yang siswa untuk mencari materi tersebut secara mandiri. Belajar adalah proses mental  kompleks dan tidak bersifat mekanis. Melalui ini, diharapkan siswa akan mengalami perkembangan holistik, baik secara intelektual, mental, emosional, maupun personal.
3. Bertanya
Dalam konteks pembelajaran  produktif, bertanya memiliki peran penting  untuk berbagai tujuan, di antaranya:
a. Mengumpulkan informasi tentang sejauh mana siswa memahami materi pelajaran.Â
b. Mendorong motivasi  untuk belajar lebih lanjut.
c. Memperkuat rasa ingin tahu siswa terhadap topik tertentu, mengalihkan perhatian mereka pada hal-hal yang menarik.
d. Membimbing siswa dalam menemukan atau menyimpulkan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan.
4. Masyarakat  Belajar