Mohon tunggu...
Rifdah Awaliyah Zuhroh
Rifdah Awaliyah Zuhroh Mohon Tunggu... Guru - Guru - Bookstagram

Kadang-kadang ngajar, kadang-kadang nulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Refleksi Sejarah dalam Kemasan Menyenangkan

22 Juni 2023   21:41 Diperbarui: 22 Juni 2023   21:47 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel "Pulang" Karya Leila S. Chudori (Foto milik pribadi/Rifdah Awaliyah)

Resensi 

Novel "Pulang"

Identitas buku

Judul               : Pulang

Pengarang       : Leila S. Chudori

Penerbit           : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Tebal buku      : 449 halaman

Cetakan           : Cetakan kedelapan, Februari 2017

Selayang Pandang

Pulang adalah sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta dan penghianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah: Indonesia 30 September 1965, Prancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1998.

Leila S. Chudori menggambarkan kisah tentang Eks Tapol (Tahanan Politik) yang dibungkus dengan baik menjadi cerita yang runtut, bernas dan bernyawa. Berawal dari Dimas Suryo yang menjadi pengganti Hananto Prawira dalam acara IOJ (International Organization of Journalists) di Santiago pada September 1965. Dimas bersama kawan-kawan yang ditugaskan berangkat tidak menduga bahwa kepergiannya tidak akan bisa kembali pulang.

Dimas bersama tiga kawannya--Nugroho, Tjai, dan Risjaf- menjadi sekelompok manusia tanpa identitas karena paspor Indonesia mereka dicabut. Hidup mereka harus tetap berjalan meskipun dibayangi rasa khawatir pada kawan-kawan di Indonesia, sembari memutar otak agar dapat bertahan di negara orang.

Mereka akhirnya memutuskan memulai hidup kembali di Paris dengan mendirikan restoran Indonesia bernama Empat Pilar Tanah Air. Di Paris juga, Dimas bertemu dan menikah dengan Vivienne Deveraux, dosen di Universitas Sorbonne.

Leila menjahit cerita dalam novel Pulang tidak berhenti pada generasi Dimas Suryo. Adalah Lintang Utara, anak tunggal Dimas dengan Vivienne yang melanjutkan cerita perjuangan eksil politik. Lintang mendapatkan tugas akhir perkuliahan untuk merekam pengalaman korban keluarga tragedi 30 September 1965. Tugas itu mengharuskannya menjenguk Indonesia yang selama ini tidak pernah ia temui.

Rencana Lintang kembali di Indonesia tidak mudah karena cap tapol pada ayahnya, Dimas Suryo. Namun, akhirnya Lintang mendapatkan visa ke Indonesia dengan dibantu kawan-kawan dari KBRI Prancis. Kunjungannya ke Indonesia juga tidak mudah karena saat itu Indonesia mengalami ketidakstabilan politik pada Mei 1998.

Kelebihan & Kekurangan

Novel Pulang menunjukkan kemahiran Leila menggabungkan cerita fiktif dengan latar sejarah dengan baik. Cerita Pulang menjadi amat menyenangkan dengan konteks sejarah dalam porsi yang pas. Novel ini juga memberikan kritik politik sejak halaman awal. Berikut adalah salah satu contohnya:

Aku iri. Aku cemburu. Pertarungan di Paris saat ini sungguh jelas keinginannya. Jelas siapa yang dituntut dan siapa yang menggugat. Perseteruan ini antara mahasiswa dan buruh melawan pemerintah De Gaulle. Di Indonesia, kami akrab dengan kekisruhan dan kekacauan tetapi tak tahu siapa kawan dan siapa lawan. Kita bahkan tak tahu apa sesungguhnya yang dicita-citakan oleh setiap pihak yang bertikai, kecuali kekuasaan. Betapa porak-poranda. Betapa gelap. (Pulang, hal. 10)

Begitulah, Leila mampu menyuarakan keresahannya dalam berbagai model. Pada petikan di atas, ia menggunakan komparasi kehidupan politik di Paris dan Prancis. Halaman-halaman selanjutnya, Leila konsisten menuliskan isi hatinya tentang keadaan politik di Indonesia.

Ilustrasi yang ditambahkan pada setiap bab turut menumbuhkan theatre of mind pembaca dalam menjelajahi cerita Dimas Suryo. Leila menceritakan sebuah kisah kompleks dengan kata-kata sederhana namun memiliki dampak imajinasi yang luar biasa. Novel ini patut dihadirkan bagi generasi muda agar mengetahui sekelumit sejarah kelam Indonesia pada 30 September 1965 dan Mei 1998.

Kelemahan dalam novel ini ada pada alur penceritaan yang tidak mudah ditebak. Dalam satu bab, bisa saja terdapat beberapa model alur cerita sehingga cukup membingungkan pembaca. Hanya saja, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan cara pembaca tetap aktif membaca dengan teliti dan menghayati cerita dengan seksama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun