Mohon tunggu...
Rifdah Adharsi
Rifdah Adharsi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan ke Tempat Wisata Cipamingkis Bogor

20 Desember 2023   22:50 Diperbarui: 20 Desember 2023   23:11 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2021 saya masih menduduki bangku salah satu SMA yang ada di Kabupaten Bekasi, yang di mana saya masih berumur sekitar 18 Tahun. Selama SMA saya banyak melakukan kegiatan yang pergi ke daerah yang belum saya kunjungi, salah satunya ke daerah Kabupaten Bogor. Tepat di hari liburan semester ganjil, saya dan teman-teman berencana akan pergi ke Curug Cipamingkis yang ada di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Hati sudah senang jika pergi ke sana dengan mengendarai mobil, saya berpikir seperti itu. Tapi alangkah terkejutnya saya ketika teman-teman saya mengusulkan "Pake motor aja, lebih menantang!" saya langsung diam sambil berpikir bagaimana susahnya menempuh perjalanan sejauh itu. Keputusan akhirnya sudah bulat, saya dan teman-teman memutuskan untuk membawa 2 motor untuk 4 orang. Besoknya di hari Minggu tepat di jam 08.00 WIB, saya dan teman-teman yang sudah lengkap dengan atribut 'pemotor' berkumpul di satu titik, yaitu rumah teman saya (Tiyan). Untuk jagajaga agar barang yang dibawa tidak tertinggal, saya dan teman-teman memastikan masingmasing. 

Berangkat pagi sangat dianjurkan, agar tidak terkena macet yang parah ketika sudah sampai di lokasi. Pada hari Sabtu dan Minggu (bahasa kerennya Weekend) banyak keluarga yang juga akan berwisata ke lokasi yang sama, bahkan hampir 90% pengunjung yang datang ke Bogor. 

Setelah pengecekan, saya dan teman-teman langsung berangkat dari Jl. Raya Pantura menuju Kabupaten Bogor. Rute pertama yang dilewati adalah perempatan yang atasnya adalah Fly Over Lampu Merah Cibitung, waktu yang digunakan dari Jalan Raya Pantura sekitar 45 menit jika tidak ada macet dan jalanan tidak terlalu padat, jika jalanan macet kurang lebih bisa menempuh selama 2 jam lamanya. Untungnya kondisi keramaian jalan pagi ini belum padat, jadi bisa ditempuh selama 45 menit. Akses yang ditempuh tentu saja tidak menggunakan tol, jadi membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk sampai ke Cipamingkis. Di perempatan fly over ini, kami belok kanan dengan lancar. Rute di bawah Fly over Cibitung ini cukup panjang, bisa menempuh 1 jam lebih dengan jarak 3,8 Km menuju Kalimalang. 

Dan tentu saja keberuntungan masih berpihak, tidak ada kemacetan. Jika sudah terlihat Laris Parking penitipan motor dan mobil, menandakan rute selanjutnya sudah terlihat, yaitu Kalimalang. Belok kiri untuk masuk ke Jl. Inspeksi Kalimalang, dan tantangan ringan sudah dimulai. Sesekali motor kami mengalami benturan akibat kondisi jalan yang banyak lubang, membuat pinggang sedikit mengeluarkan kekuatan bertahan. Kalimalang sudah menjadi 'penanda' bagi warga Bekasi, dikarenakan Jalan Kalimalang bisa menembus ke mana saja, salah satunya rute menuju Kabupaten Bogor. Bagi pendatang yang melewati Jalan ini, diharapkan berhati-hati karena lubang yang dalam bisa mencelakakan pengendara roda dua maupun roda empat. 

Jalan Inspeksi juga salah satu langganan macet, apalagi saat berbelok ke arah jembatan penghubung daerah lain, memang sangat menguji kesabaran. Kira-kira jarak 720m, ada jembatan besar bernama Suramadu Kalimalang Bridge. Kami membelokkan motor menyeberangi jembatan yang bernama Suramadu ini. Bagi saya, nama jembatannya seperti jembatan Suramadu yang menjadi penghubung Surabaya dan Madura. 

Sepanjang perjalanan, saya terus berkata dalam hati "Jalanannya bagus." Tentu saja perkataan saya tidak sepenuhnya nyata. Setelah menyeberangi jembatan, kita melewati Jl. Kw. Industri. Kenapa diberi nama industri? Karena banyak sekali PT juga pabrik-pabrik yang besar. Saya semakin mengerti mengapa Bekasi ini sangat padat, karena pusat-pusat dari pabrik ada di sini. Saya menyarankan untuk menggunakan masker agar pemasukan asap ke dalam hidup menjadi berkurang. Jalan industri ini sekitar 1,2 Km panjangnya, tentu saja dengan pemandangan pabrik raksasa di mana-mana. Cukup asri karena diberi tanaman sepanjang jalannya. Saya bertanya kepada teman saya bagaimana perasaannya tinggal di sekitar PT, teman saya hanya berkata "Biasa saja sih, tapi jarang dapet udara seger." 

Dan respon saya terhadap jawabannya hanya membentuk mulut menjadi bulat seperti huruf 'O'. Belok kanan dan masuk ke Jl. Kalimantan, disajikan dengan asap yang keluar dari cerobong pabrik. Saya sebenarnya juga terbiasa dengan kondisi lingkungan industri, tetapi cukup mengganggu pemandangan saat berkendara. Jalan Kalimantan ini lebih panjang jaraknya dari Jalan Kw Industri, perkiraan bisa 3,2 Km. Di sini mulai banyak truk dari PT yang menuju daerah pengantaran, dan jam juga menunjukkan pukul 10.00 WIB. Saya sudah memiliki firasat kalau perjalanan ini akan ramai oleh orang-orang yang berlibur. 

Tiba-tiba mata saya tertuju pada lahan yang dipagar besi tepat di sebelah kiri, dan jika dilihat lagi juga ada kolam yang begitu luas. Di sekelilingnya juga ditumbuhi banyak pohon, saya mengira itu adalah tempat pemancingan. Dan saya bertanya lagi kepada teman saya "Itu tempat mancing yan? Atau apa deh?" lalu teman saya menjawab "Itu mah kobaknya Honda sama Ahm, tapi kata bokap gua di situ ada buaya." Saya terkejut dan berpikir keras, apakah ada buaya atau tidaknya itu adalah mitos atau fakta? Rute selanjutnya, bertemu dengan perempatan dekat dengan PT. Denso, kami mengambil jalan belok ke kiri. Saya bertanya kepada teman saya kembali "Ini jalan apa? Masih jauh gak?" teman saya menjawab dengan sabar "Ini Jalan Irian II, ya kita aja belum lewatin Cikarang." Saya hanya menghela napas, tetapi pemandangan yang disuguhkan membuat saya tetap semangat. Ada PT yang baru dibangun, masih tanah merah. Dan alat-alat berat yang ada di tempat. Saya sempat berpikir, apakah di Bogor juga ada banyak PT seperti Bekasi.

Perjalanan sampai ke Cikarang telah ditempuh 2,9 Km. Total Waktu yang sudah dihabiskan hampir 4 jam lamanya dari Kabupaten Bekasi ke Cikarang, ditambah belum mengisi perut siang hari. Cemilan darurat untungnya disediakan di masing-masing motor, jadi kami memutuskan istirahat sejenak di pinggir jalan di daerah Cibarusah. Sesudah merasa ada tenaga, kami melanjutkan perjalanan. Melewati Lippo Cikarang, kebetulan ada SPBU Pertamina. Tentu saja motor juga diisi amunisi agar tidak kehabisan bensin di tengah Jalan. Saya sempat berpikir, Cikarang bisa masuk ke dalam kawasan yang sibuk setelah Bekasi. Jalan Raya Serang Cibarusah, memiliki jalan yang benar-benar menggambarkan betapa padatnya Jawa Barat. Jalan yang awalnya lebar, lama-lama semakin menyempit. Teknik salip-menyalip benar-benar diuji di sini, apalagi jika tronton dan sejenisnya berada di jalan yang sama. 

Teriknya matahari membuat jiwa saya terbakar, debu yang berlalu lalang di udara juga membuat saya dan teman-teman merasakan perihnya debu yang masuk ke dalam mata. Kawasan ini juga sesekali macet karena jalan yang begitu kecil, bahkan mustahil bisa menyalip kendaraan beroda lebih dari empat. Daerah sekitar masih ada perkampungan, juga banyak pohon-pohon besar yang belum ditebang. Karena Jalan Raya ini begitu panjang (12 Km), saya sampai tertidur di pundak teman saya. Hanya tertidur sebentar, dan meminta maaf kepada teman saya yang sedang mengendarai motor.

Terkadang, jalan yang dilalui sangat tidak layak. Dan tidak sedikit juga jalan yang masih bisa dilewati. Bahkan ban motor sempat tersangkut karena lubang jalanan yang dalam. Ada kejadian yang memalukan saat ingin mengambil arah kanan ke daerah Mekarmukti, teman saya dan saya sendiri tidak sadar jika jalan tersebut terbagi dua dan tiang bendera menjadi batasannya. Motor kami menabrak tiang tersebut, 'pak ogah' sebutan pengatur jalan sampai tertawa melihat kami yang tengah mendirikan motor. "Aduh dek, tiati atuh." Kata 'pak ogah' dengan ekspresi mengejeknya. Sepanjang jalan, masih banyak truk besar yang berlalu-lalang. Tanpa sadar, kita sudah memasuki daerah Jonggol. 

Jalan Raya Cileungsi begitu luas, juga ada yang menjual Lapis Talas Bogor sebagai oleh-oleh. Udara lama-kelamaan mulai terasa sejuk, berbeda saat masih di Cikarang tadi. "Kalau sudah mulai dingin gini ini, kita mau nyampe." Nada senang saya tentu saja terdengar oleh teman saya. Saya juga melirik dua teman saya di belakang, mereka juga tersenyum karena akan sampai di tempat tujuan. 5 Km untuk sampai ke Kota Jonggol, dan melewati toko baju besar. Di sekitar daerah, mengingatkan saya pada masa kecil.

Dulu pernah ada yang berjualan baju, dan ayah saya membelikan baju tersebut sebagai hadiah ulang tahun saya. Sampai sekarang, suasana dari Kota ini tidak banyak perubahan. Perjalanan selanjutnya melewati Jalan Raya Dayeuh, di sini tantangan selanjutnya akan terjadi. Tentu saja saya menyukai daerah Dayeuh. Hutan yang mengisi kanan kiri jalan, rumah-rumah juga tidak terlalu banyak. Udara semakin dingin "Serasa hidup lagi." Ujar teman saya. Saya mengakui kondisi Jalan di sini lebih baik dibanding sebelumnya, ditambah lagi kondisi desa yang bisa dibilang mengikuti zaman menjadi perhatian di mata saya. Indomaret, Alfamart, bahkan Cafe ada di sekitar Desa ini. Pemandangan alam yang belum tercemar menambah point ketertarikan saya. 

Kondisi jalan juga semakin menanjak, sawah-sawah mulai terlihat. Akses jalan masih dibilang layak untuk dilewati. Sekolah-sekolah elite juga ada di daerah ini, benar-benar tidak ketinggalan zaman. Karena sudah siang, saya dan teman-teman memutuskan untuk makan ke Bakso Rudal Cak Solo Pandawa 2. Ditambah hujan gerimis yang menemani, sembari melihat sungai yang dijadikan tempat wisata. Saya memesan bakso biasa, dan es teh. Lokasi tempat ini begitu strategis dan ramai pengunjung, bakso kecilnya lembut dan mi kuning yang fresh menambah nafsu makan. Es teh manis yang disajikan juga tidak terlalu manis, bisa dikatakan manisnya cocok. Tempat makan ini juga menyediakan lahan parkir untuk pelanggannya, mantap pokoknya! Perut sudah terisi dan otomatis tenaga sudah ada. Saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan di tengah hujan yang semakin deras. 

Kami bertekad agar sampai ke sana, walaupun dilanda hujan. Udara menusuk tulang, terlebih kondisi jalan yang licin dan mendaki membuat kami merasa tertantang. Roda motor selalu tergelincir, mau tidak mau harus mendorongnya. Saya merasakan lelah saat berada di Jalan Puncak Dua sebelum curug, begitu juga dengan teman-teman saya. Hujan untungnya sudah berhenti, dan kami memutuskan untuk mengisi bensin eceran di salah satu warung. Salah satu teman saya memperingati, jika harus menjaga perkataan saat berada di tempat yang banyak sekali rintangan. Sayangnya, salah satu teman saya berkata "Selamat gak ini sampe atas?" membuat saya dan teman lainnya memperingati dengan ucapan "ssstt!". Jalan Puncak Dunia masih banyak kejutan, puncaknya adalah motor yang saya dan teman saya kendarai mengalami rem-blong. 

Dokpri
Dokpri
Cara yang pertama adalah harus tenang, dan menggunakan rem depan dengan perlahan. Jalan berbatu saat mendekati Cipamingkis membuat pikiran saya resah. Dan, sampailah di tempat Wisata Cipamingkis Jonggol. Ada banyak tempat parkir, tentu saja diarahkan oleh tukang parkir sekitar. Ada yang terkena biaya parkir, ada yang tidak. Kebetulan saya tidak terkena biaya parkir motor. Jika berjalan sedikit ke dalam, akan menemukan papan "SELAMAT DATANG" yang berlatar penjual makanan. Untuk akses ke Curug itu sendiri sudah diarahkan oleh papan informasi. Total perjalanan yang ditempuh termasuk waktu istirahat adalah kurang lebih 6 jam 30 menit. Saya menyarankan untuk Anda yang ingin bepergian menggunakan motor membawa banyak persiapan, terutama adalah makanan darurat dan jas hujan. Ditambah daerah Bogor sering sekali turun hujan. Kondisi rem saat menanjak dan menurun juga harus diperhatikan, jika rem mengalami blong, disarankan untuk menepi. Saat di tempat wisata alam, dilarang keras untuk berkata yang buruk. Dan jangan melakukan hal-hal yang tidak pantas saat di tempat wisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun