Mohon tunggu...
Arief Dwi Rifchy R.
Arief Dwi Rifchy R. Mohon Tunggu... -

Boleh saja bermimpi asal jangan berkhayal

Selanjutnya

Tutup

Money

Kawasan Kuliner "Samarinda Food Truck City"

10 Agustus 2016   21:01 Diperbarui: 13 Agustus 2016   12:46 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muahammad Faisal melanjutkan penegasannya bahwa 80% bahan baku yang diperlukan oleh pedagang didapat dari pasar-pasar di Samarinda, seperti pasar pagi dan pasar segiri, hal itu juga membuat adanya keuntungan layaknya efek domino dari satu sistem ke sistem lainnya. Karena pemerintah  juga menyarankan para pedagang untuk  menggunakan produk dalam negeri.

“Selain itu 80% bahan baku yang di pakai pedagang kan dapatnya dari pasar pagi sama pasar segiri tuh, jadi banyak yang untuk dari pembuatan kawasan food truck ini mulai dari pebisnis food truck, masyarakat yang mencari kuliner, pedagang dipasar, dan bahkan pemerintah juga untung nantinya” lanjut  Faisal.

Tantangan yang hadir dari adanya kawasan food truck di Samarinda adalah pedagang dituntut untuk lebih kreatif dalam menemukan makanan yang baru karena  orang-orang yang ada di dalam industri kreatif seperti ini memiliki tuntutan untuk menemukan hal-hal baru sehingga para pelanggan tidak bosan dengan produk yang telah ada. Selain itu tantangan lainnya  kawasan food truck ini memakan lahan yang cukup besar sejalan dengan pemakaian sebuah truk yang dipakai dalam konsep bisnis ini memiliki ukuran yang cukup besar.

Faisal berharap pengadopsian inovasi dari luar ini dapat menjadi contoh untuk pedagang-pedagang reguler agar dapat berdagang dengan rapi, bagus, memperhatikan sampah, higenis, dan tidak terlihat kumuh. Selain itu agar pedagang lebih termotivasi untuk membuat Samarinda lebih rapi dan bersih. Ia juga berharap agar adanya food truck ini juga menjadi sarana mempromosikan kota Samarinda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun