Mohon tunggu...
Rifa Uluwiyah
Rifa Uluwiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Prinsip yang tidak berdalil

1 Januari 2025   15:26 Diperbarui: 1 Januari 2025   15:26 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sering kali kita mendengar alasan-alasan klasik yang muncul setelah seseorang menikah untuk menghindari kewajiban terhadap orang tua. Alasan seperti 

"Sudah punya keluarga sendiri"

"Sibuk mengurus anak-anak"

"Saudara lain bisa mengurus orang tua"

"Tinggal jauh, jadi tidak bisa sering-sering"

kerap menjadi pembenaran. Apakah benar pernikahan membuat kewajiban berbakti kepada orang tua menjadi hilang? Jika demikian, mengapa Allah SWT tidak menghapuskan perintah ini dalam Al-Qur'an setelah seseorang menikah?

Allah SWT berfirman:  

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah..."(QS. Luqman: 14)

Tidak ada satu pun dalil dalam Al-Qur'an atau hadis yang membebaskan anak dari kewajiban berbakti kepada orang tua setelah menikah. Bahkan, kewajiban ini tidak pernah tergantung pada status pernikahan, status sosial, atau seberapa sibuk kita dengan kehidupan baru. Mengabaikan orang tua dengan alasan menikah adalah bentuk kelalaian yang tidak dapat diterima dalam pandangan agama dan moral.

Rasulullah SAW bersabda:  

"Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua."(HR. Tirmidzi)

pendapat imam Nawawi dari al-Majmu'  untuk hadist tersebut.

النواوي في شرح مسلم:

"وقد ثبت في الصحيحين عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: 'رِضاءُ اللّهِ في رِضاءِ الوالدِ، وسخَطُ اللّهِ في سخَطِ الوالدِ.' والمراد من ذلك أنّ بر الوالدين سببٌ عظيمٌ للبركة في العمر ورغد العيش، ولقد أمر الله تعالى ببر الوالدين في كتابه في قوله تعالى: {وَقَضى رَبُّكَ أَلا تَعبُدوا إِلّا إِيّاهُ وَبِالوالِدَينِ إِحسانًا إِمّا يَبلُغَنَّ عِندَكَ الكِبَرَ أَحَدُهُما أَو كِلاهُما فَلا تَقُل لَهُما أُفٍّ وَلا تَنهَرهُما وَقُل لَهُما قَولًا كَريمًا}."

Imam Nawawi menjelaskan bahwa ridha Allah sangat tergantung pada ridha orang tua. Ini berarti, setiap kebaikan yang kita lakukan kepada orang tua akan mendatangkan keberkahan dalam hidup kita. Begitu juga sebaliknya

"Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal yang bermaksiat kepada Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi pedoman ketika perintah atau larangan yang diberikan oleh suami atau siapa pun bertentangan dengan hukum syariat.

Jika kalian merasa pernikahan adalah alasan yang sah untuk mengabaikan orang tua, renungkanlah kembali atau carilah dalil yang cukup kuat agar prinsip tersebut bisa di pertanggung jawabkan di akhirat. Apakah kalian siap menghadapi murka Allah hanya karena alasan yang tak berdalil? Tidak ada dalil yang cukup kuat untuk melupakan pengorbanan orang tua. dan tidak ada dalil yang cukup kuat untuk melepaskan kewajiban kamu dari dalil Al Qur'an dan hadits di atas

Menikah tidak pernah membebaskan kita dari kewajiban terhadap orang tua. Alih-alih mencari alasan, kita seharusnya berusaha lebih keras untuk berbagi tanggung jawab dalam keluarga. Mengabaikan orang tua adalah sikap yang tidak hanya merugikan mereka, tetapi juga akan mendatangkan penyesalan di akhirat. Jangan biarkan kehidupan baru kalian menjadi alasan untuk melupakan yang telah membesarkan kalian.

Wallahu a’lam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun