Mohon tunggu...
Rifat Saidatul Hasanah
Rifat Saidatul Hasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Perencanaan Wilayah dan Kota

ingenue 🌻✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya dalam Menjaga Kawasan Pertanian di Kabupaten Jember Sesuai Prinsip SDG's

30 Agustus 2021   01:53 Diperbarui: 30 Agustus 2021   02:03 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sektor pertanian merupakan salah satu faktor penentu utama dalam pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di suatu Negara. Salah satunya dalam hal  keberlangsungan dan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia khususnya dibidang sosial, ekonomi, pangan, dan lingkungan. Indonesia termasuk salah satu Negara di Asia Tenggara yang berpotensi disektor pertanian, oleh karena itu Indonesia dijuluki sebagai Negara Agraris yang mana mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian.

Sebagian wilayah pada Kabupaten Jember termasuk dataran rendah, sehingga Kabupaten Jember mempunyai potensi tinggi di sektor pertanian dan perkebunan, karena kondisi lahan yang sangat subur. 

Oleh karena itu, Kabupaten Jember dijuluki sebagai daerah lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Sesuai dengan RTRW Kabupaten Jember Tahun 2015-2035, sebagian lahan diperuntukkan untuk lahan pertanian (pertanian lahan kering, lahan basah, dan hortikultura) dan perkebunan, dengan pengembangan kawasan pertanian sentra padi tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Jember.

Terlepas dari potensi yang ada, realitanya terdapat beberapa masalah yang cukup signifikan pada sektor pertanian yang perlu ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Jember. Hal krusial yang terjadi salah satunya ialah alih fungsi lahan pertanian menjadi area permukiman untuk masyarakat setempat. 

Menurut data BPS Kabupaten Jember Tahun 2019 luas lahan panen mengalami penurunan, yang awalnya lahan tersebut seluas 164.371 ha berkurang menjadi 157.344 ha. Alih fungsi lahan pertanian ini memang sudah menjadi masalah umum yang dialami berbagai daerah pertanian di Indonesia, sehingga Pemerintah pun menetapkan LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan), yang mana ditujukan untuk pengendalian alih fungsi lahan dan mengarahkan perkembangan pada lahan tidak/kurang produktif. Meskipun luas lahan panen berkurang dari tahun ke tahun, namun dalam hal produktifitas, sektor pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2019, yang awalnya berjumlah 984.201 kw/ha meningkat menjadi 997.838 kw/ha.

Sementara itu, terkait dengan infrastruktur pendukung pertanian, beberapa petani di Kabupaten Jember masih menggunakan teknik bertani secara tradisional, entah berupa alat ataupun cara budidaya tanaman pertanian yang masih tradisional. 

Hal tersebut, disebabkan oleh kebanyakan petani yang masih belum  terbiasa menerima dan menggunakan inovasi baru teknologi pertanian. Salah satu inovasi tersebut ialah teknik pertanian jajar legawa, yang mana apabila menggunakan teknik tersebut hasil produksi pertanian akan terus meningkat dan akan menghasilkan tanaman pertanian yang berkualitas.

Masalah pertanian yang dihadapi di Kabupaten Jember tidak hanya terkait dengan alih fungsi lahan pertanian, minimnya infrastruktur dan teknologi pendukung. Namun juga regenerasi petani dan permodalan. Minimnya regenerasi tersebut, akan berpengaruh terhadap menurunnya kuantitas tenaga kerja disektor pertanian, salah satunya tenaga tanam, tenaga panen, dan lain sebagainya, yang saat dibutuhkan pada waktu bersamaan otomatis menjadi sangat langka.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten Jember mulai mengembangkan Alat Mesin Pertanian (Alsintan), dengan dikembangkannya Alsintan ini diharapkan sedikit banyak dapat mengatasi masalah regenerasi petani. Selain itu, adanya Alsintan juga dapat menekan cost hasil produksi pertanian. 

Alat Mesin Pertanian ini terdiri dari berbagai macam, yakni Rice Transplanter untuk penanam bibit padi dengan jumlah, kedalaman, jarak, dan kondisi yang dapat diatur dengan mudah. Terdapat juga Combine Harvester, yakni mesin pemanen untuk tanaman serealia yang terdiri dari 3 operasi berbeda (menuai, merontokkan, dan menampi). 

Adanya Alat Mesin Pertanian (Alsintan) ini sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian, tak hanya itu dengan adanya teknologi tersebut dapat menjadi pendorong dan penggerak untuk generasi muda saat ini agar dapat tertarik di dunia pertanian, yang sebenarnya pun tak melulu berurusan dengan lumpur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun