3. Keterbatasan Keindahan Fisik
Meskipun Soneta 18 dimulai dengan pujian terhadap keindahan kekasih, Shakespeare dengan cepat menggambarkan bagaimana keindahan fisik manusia itu terbatas oleh waktu. Musim panas, meski indah, hanya berlangsung sementara, dan demikian pula dengan keindahan tubuh manusia yang akan memudar dengan bertambahnya usia.
Namun, melalui puisi ini, Shakespeare menegaskan bahwa ada cara untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Keindahan batin dan kualitas-kualitas abadi seperti cinta dan keagungan akan tetap hidup selama puisi ini ada dan dibaca oleh generasi mendatang. Dengan cara ini, Shakespeare tidak hanya mengagumi fisik kekasihnya tetapi juga memberikan penghargaan pada kekuatan seni untuk mengabadikan kenangan tersebut.
4. Kesimpulan
Soneta 18 adalah salah satu puisi paling ikonik dari William Shakespeare yang menggabungkan perasaan cinta, kecantikan, dan ketidakabadian. Dalam puisi ini, Shakespeare menggunakan teknik sastra yang canggih untuk menggambarkan bagaimana keindahan fisik dapat pudar, tetapi seni dan kata-kata yang dipilih dengan cermat memiliki kekuatan untuk mempertahankan keindahan tersebut selama-lamanya. Melalui karya ini, Shakespeare tidak hanya menunjukkan penghargaan terhadap kekasihnya, tetapi juga memberikan penghormatan pada peran puisi dalam mengabadikan memori dan emosi manusia.
Dengan demikian, Soneta 18 menjadi contoh sempurna dari kemampuan Shakespeare dalam menciptakan karya sastra yang melampaui batasan waktu dan tempat, serta mengekspresikan tema-tema universal tentang cinta dan keabadian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI