Di cermin penuh debu itu
wajah paras cantik menghias diri
buram, di balik kaca.
sulit kutangkap
tapi dekat seakan terhalang oleh sekat
di sisi belakang tubuh itu
sebuah bayang-banyang begitu dekat,
dan kaca pecah, ketika kaki melaju mengejar di depan
di belakang rindu tenggelam
ke arah ruangan gelap. kemudian malam mamasang sunyi, dan bulan menyusul sepi, dan pada detak jarum jam, engkau pun pergi,
dengan tubuh penuh sasmita
ke seseorang yang mungkin
menanti. Tapi siapa ia kenali? Cahaya lilin,
terang yang terbatas, ia tak pernah kunjung kembali hanya nama selalu singgah di hati ini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!