Mohon tunggu...
Rifan Abdul Azis
Rifan Abdul Azis Mohon Tunggu... Penulis - duduak samo randah tagak samo tinggi

duduk sama rendah berdiri sama tinggi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Narasi Radikalisme Bisa Menjadi Teror Pemerintah kepada Rakyat

3 November 2019   14:00 Diperbarui: 3 November 2019   14:58 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Instagram @elwecartoons

Bahkan berita dalam terbaru saja pemerintah mempermasalahkan cadar dan celana cingkrang. Dua style fashion tersebut memang identik dengan ajaran Islam apalagi kalau ditambah kerudung panjang dan jenggot panjang. Namun yang jelas dengan narasi radikalisme bahkan selera fashion seorang muslim saja bisa dipermasalahkan oleh pemerintah.

Jadi bukan mustahil kalau pemerintah terus melanjutkan narasi radikalisme maka pemerintah akan menebar teror kepada rakyat Indonesia. Apalagi bila pemerintah sudah main pukul maka suasana kehidupan akan menjadi keruh, akal sehat menjadi linu karena digurui dan dicecar setiap hari oleh pemerintah, lalu teror menebar kesegala penjuru rakyat yang sedang belajar dan menjalankan Islam.

Maka waspadalah umat Islam di Indonesia terkait narasi radikalisme dari pemerintah. Jangan terjebak dengan narasi radikalisme dari pemerintah yang menyudutkan ajaran Islam. Tinggikanlah ajaran islam ketika direndahkan, disudutkan, dan distigmakan oleh narasi radikalisme karena ajaran Islam jauh lebih tinggi dari ajaran apapun. Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya. Jadi percaya dirilah ketika membela Islam dari narasi-narasi radikalisme.

Selain itu untuk rakyat Indonesia secara umum jangan sampai narasi radikalisme ini menjadi bius yang bisa melupakan permasalahan-permasalahan strategis negeri. Ekonomi yang terpuruk, pajak-pajak BPJS, tol, cukai, dan listrik yang akan naik, susahnya mencari bensin premium, dan harga-harga barang pokok yang terus melambung, lalu penegakan hukum yang amburadul, dan sikap represif pemerintah kepada para ulama, ustadz, juga aktivis jangan sampai dilupakan hanya karena pemerintah melempar narasi radikalisme yang tiada henti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun