Mohon tunggu...
Rifan Abdul Azis
Rifan Abdul Azis Mohon Tunggu... Penulis - duduak samo randah tagak samo tinggi

duduk sama rendah berdiri sama tinggi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Panji yang Makin Dekat di Hati

1 April 2017   15:04 Diperbarui: 5 Desember 2018   18:54 1961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panji hitam dan bendera putih yang berlafadzkan Kalimat Tauhid akhir-akhir ini semakin populer dikalangan Umat Islam. Bila kita telusuri semakin populernya panji hitam dan bendera putih tersebut berawal dari Aksi Bela Islam 212 yang dimana sebuah panji hitam diarak keliling Monas oleh para peserta aksi bela Islam 212.

Saat Aksi Bela Islam 212 penulis juga berada di monas dan Panji Hitam tersebut melewati kepala penulis. Umat Islam pun sangat antusias menyambut dan mengarak sang panji hitam, penulis rasanya tidak bisa melupakan momen haru tersebut. Dalam hati penulis mengatakan... "Alhamdulillah Umat Islam tidak antipati dan sinis terhadap panji hitam tersebut yang sering distigmakan negatif oleh banyak media."

yunikastutibersamamu.blogspot.com
yunikastutibersamamu.blogspot.com
Berbagai media tertentu dengan kekuatan dan tipu muslihatnya memang sering memframingkan panji hitam dan bendera putih tersebut. Mereka mencoba membuat opini bahwa panji hitam dan bendera putih tersebut adalah panji dan bendera teroris atau bendera golongan tertentu, atau bendera partai tertentu. Namun apalah daya ternyata framing dan opini tersebut gagal, sang panji hitam dan bendera putih pun semakin dekat di hati Umat Islam.

tangkapan layar dari facebook
tangkapan layar dari facebook
Panji hitam dan bendera putih yang berlafadzkan Kalimat Tauhid tersebut memang bukanlah panji atau bendera ormas tertentu, partai tertentu, apalagi bendera ISIS. Panji hitam dan bendera putih tersebut adalah panji dan bendera Rasulullah SAW, Itu adalah bendera dan panji Umat Islam. Dan sebutan untuk panji dan bendera Umat Islam adalah al-Liwa dan ar-Rayah.

Hal ini berdasarkan hadits : “Rayahnya (panji peperangan) Rasul SAW berwarna hitam, sedang benderanya (liwa-nya) berwarna putih”. (THR. Thabrani, Hakim, dan Ibnu Majah).

Dalam Musnad Imam Ahmad dan Tirmidzi, melalui jalur Ibnu Abbas meriwayatkan: “Rasulullah saw telah menyerahkan kepada Ali sebuah panji berwarna putih, yang ukurannya sehasta kali sehasta. Pada liwa (bendera) dan rayah (panji-panji perang) terdapat tulisan ‘Laa illaaha illa Allah, Muhammad Rasulullah’. Pada liwa yang berwarna dasar putih, tulisan itu berwarna hitam. Sedangkan pada rayah yang berwarna dasar hitam, tulisannya berwarna putih”.

Panji dan Bendera Sakral Yang Menggetarkan Musuh

Panji dan bendera ini pun adalah panji dan bendera yang pernah menumbuhkan rasa takut di setiap dada Kaum Qurays di perang badar. Bendera dan panji yang kisahnya sangat familiar dalam sejarah peperangan Umat Islam yang dimana salalu dipertahankan oleh sahabat sampai berdarah-darah. 

Sahabat yang terkenal mempertahankan panji ini adalah Mus'ab bin Umair sang duta pertama umat Islam dan Ja'far bin Abu al-Thalib si burung surga yang kedua tangannya putus untuk mempertahankan sang panji ar-Royah.


Bendera yang sama juga pernah mengguncang pasukan Romawi setelah berkibar dan membuat Konstantinopel terkepung beberapa bulan sebelum akhirnya dapat ditaklukkan oleh pasukan Janissari pimpinan Muhammad Al Fatih. Dan juga panji dan bendera yang mengukuhkan kesultanan Yogyakarta sebagai wakil Khilafah Usmani di tanah Jawa.

@dofinaldi
@dofinaldi
Jadi sangatlah jelas panji dan bendera tersebut merupakan panji dan bendera kita bersama, panji dan bendera Umat Islam. Jangan dianggap asing apalagi sinis. Karena memang sudah saatnya Umat Islam membiasakannya kembali untuk mengibarkannya dengan penuh kebanggaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun