Politik identik dengan dengan sesuatu yang aneh bagi kaum feminis, karena politik terkait dengan kekuasaan, kesewenangan, dan kompetisi-kompetisi yang tidak melekat pada diri perempuan yang lebih mengutamakan perdamaian dan harmoni. Tantangan lain adalah tidak terlatihnya perempuan dalam kepemimpinan publik dan pilihan perempuan untuk berada di rumah.
Selama ini ada anggapan bahwa kualitas dalam pembangunan negara masih rendah. Yang menjadi penyebab kaum perempuan tertinggal dalam beberapa hal. maka untuk mengetasinya diperlukan upaya dan setrategi dalam mengintegrasikan gender ke dalam  arus politik.Â
Bisa saja dengan menganalisis peran-peran perempuan sebagai politikus. Salah satu acuan yang dapat digunakan sebagai indikator integrasi perempuan dalam politik adalah tingkat partispasi angkatan kerja (TPAK) perempuan di segala bidang lapangan kerja sebagai politikus.
Permpuan bisa dikatakan sebagai aset bangsa yang tak ternilai harganya dan perlu dibina, dikembangkan dan diberi kesempatan yang sama dengan laki-laki sebagai subjek dan objek dalam pembangunan politik di indonesia. Peningkatan partisipasi politik perempuan dapat diupayakan melalui pemanfaatan peluang yang ada, sudah saatnya para perempuan indonesia bergerak aktif serta berpartisipasi dalam politik.Â
Memangku jabatan tanpa melalaikan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga. Berpolitik itu mengabdikan diri tanpa batas untuk mewujudkan indonesia yang berdaulat, adil dan makmur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H