Mengajar di kelas dengan jumlah siswa yang cukup besar merupakan potret keseharian yang dijalani mayoritas guru di Indonesia. Kondisi ini seringkali menyulitkan guru dalam mengelola kelas sehingga kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif.Â
Padahal, dengan beberapa trik, situasi seperti ini dapat disiasati dan justru dapat menjadi sebuah kondisi yang menguntungkan dan meringankan guru.Â
Tulisan ini dimaksudkan untuk berbagi langkah-langkah bagaimana cara menyiasati kegiatan pembelajaran di kelas dengan jumlah siswa yang besar agar dapat menjadi lebih efektif dan tidak melelahkan.Â
Trik-trik yang akan dibahas efektif diterapkan dalam pengajaran Bahasa Inggris namun bisa juga diterapkan untuk mengajar mata pelajaran lainnya.Â
Beberapa trik yang akan saya bahas sebagian besar saya rangkum dari artikel menarik yang ditulis oleh Susan Renaud, Elizabeth Tennenbaum, dan Phillip Stantial berjudul Student-Centered Teaching in Large Classes with Limited Resources (2007).
Berikut beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan guru:
Awali pembelajaran dengan membuat kesepakatan kelas.Â
Kesepakatan kelas adalah tata tertib yang dibuat bersama siswa yang sebaiknya dilakukan pada awal masa pembelajaran seperti awal semester.Â
Kesepakatan kelas adalah alternatif yang lebih efektif dan inklusif untuk mengganti 'gaya lama' dimana guru atau sekolah menyusun peraturan dan tata tertib yang harus diikuti oleh seluruh siswa dimana siswa tidak dilibatkan dalam penyusunannya.Â
Kesepakatan kelas merupakan kesepakatan yang dibuat bersama-sama murid dan guru. Langkah yang dapat dilakukan adalah guru dapat membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil 3-4 orang.
Masing-masing kelompok diberi selembar kertas dan diminta mendiskusikan suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan dan menuliskan dalam bentuk beberapa kalimat pernyataan berupa tata tertib beserta konsekuensinya. Hindari penggunaan kalimat negatif seperti 'Dilarang...' atau 'Jangan...'. Pastikan juga konsekuensi yang dibuat oleh siswa adalah penerapan disiplin positif. Hindari hukuman, disiplin negatif, apalagi dalam bentuk kekerasan.Â
Setelah masing-masing kelompok selesai, guru menulis kesepakatan yang sudah dibuat siswa dengan mengelompokkan kesepakatan yang sama dari hasil pekerjaan kelompok. Diskusikan hasil yang sudah disepakati, tawarkan kepada siswa jika ada yang ingin dirubah. Jika sudah disepakati bersama, tempelkan hasil kesepakatan siswa di kelas, dan terapkan secara konsisten. Ingatkan siswa tentang kesepakatan dan konsekuensinya secara rutin.
Keterlibatan siswa dalam membuat kesepakatan dan konsekuensinya membuat siswa lebih merasa bertanggung jawab dan lebih terdorong untuk menerapkannya dan bahkan saling mengingatkan ketika ada siswa yang melanggar kesepakatan. Â Â Â
Diskusikan bersama siswa tentang mengapa harus belajar dan menguasai Bahasa Inggris.Â
Hal ini sebaiknya dilakukan pada awal semester. Beri motivasi untuk aktif di kelas. Sepakati sikap-sikap positif yang harus siswa terapkan ketika belajar misalnya percaya diri, tidak takut untuk berbicara, atau tidak menganggap membuat kesalahan dalam berbahasa Inggris sebagai sebuah hal yang memalukan. Beri apresiasi kepada siswa sesudah melakukan sesuatu yang positif.
Terapkan kebiasaan-kebiasaan dalam mengelola kelas.Â
Hal ini penting dilakukan agar waktu belajar tidak banyak terbuang hanya untuk menenangkan kelas. Misalnya, untuk meminta perhatian siswa, sepakati dengan siswa ketika suasana kelas sedang gaduh atau tidak kondusif, guru mengangkat tangan dan siswa akan ikut mengangkat tangan dan berhenti melakukan aktifitas lainnya untuk memerhatikan guru. Trik tadi dapat diganti dengan membunyikan lonceng kecil atau tepuk tangan ritmik yang diikuti oleh siswa.
Hindari mengabsen siswa satu-persatu. Menanyakan kepada siswa siapa yang tidak hadir akan lebih efisien.
Gunakan 'kartu nama' untuk mengingat nama siswa satu-persatu.Â
Trik ini efektif dilakukan pada awal semester untuk cepat mengingat nama siswa. Berikan selembar kertas pada masing-masing siswa, minta mereka menulis nama lengkap dan nama panggilannya dengan cukup jelas agar tampak dari depan kelas.Â
Beri ruang bagi mereka untuk berkreasi. Kemudian, minta mereka menempatkan kartu nama mereka di depan masing-masing agar dapat terlihat jelas oleh guru. Interaksi dengan siswa dengan menyebut namanya dapat membangun hubungan positif antar guru dan murid.
Terapkan tutor sebaya (peer mentor). Berdayakan siswa dengan tingkat kemampuan yang tinggi untuk mendampingi siswa dengan tingkat kemampuan yang lebih rendah.
Siapkan satu worksheet untuk masing-masing kelompok atau pasangan. Cara ini membantu menghemat kertas dan membantu guru agar tidak kewalahan dengan jumlah worksheet yang banyak. Cara ini juga mendorong siswa agar terbiasa berdiskusi dalam proses pembelajaran.
Berikan instruksi dengan jelas dan mudah dimengerti. Tanyakan kepada siswa apakah instruksi sudah dipahami dengan jelas. Dorong mereka untuk bertanya apabila ada yang belum dipahami.
Kelompokkan siswa dengan siswa lain yang berdekatan. Jika kelompok bersifat homogen, ganti beberapa anggota kelompok dengan kelompok lain agar setiap kelompok heterogen.
Ubah tempat duduk siswa setelah beberapa pertemuan. Cara ini dapat merubah suasana kelas agar tidak monoton sekaligus memberi kesempatan bagi siswa untuk berkelompok dengan siswa yang berbeda-beda.
Awali kegiatan kelompok dengan kegiatan singkat dan sederhana. Cara ini bertujuan agar siswa dalam kelompok menyesuaikan diri terlebih dahulu untuk aktifitas yang lebih kompleks.
Terapkan beberapa model pembelajaran kooperatif. Langkah ini dapat mendorong seluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Manfaatkan media atau realia yang relevan dan otentik. Minta siswa membawa benda-benda yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Potongan berita di koran atau majalah juga dapat digunakan.
Posisikan diri semakin menjauh ketika siswa yang diminta untuk berbicara suaranya terlalu kecil. Hal ini penting dilakukan agar siswa tersebut mengeraskan suaranya agar siswa lainnya dapat mendengar. Hal ini perlu diingat, karena biasanya reaksi spontan guru ketika siswa tidak berbicara dengan cukup keras biasanya akan mendekati siswa tersebut sehingga siswa lainnya akan semakin tidak mendengarkan apa yang disampaikan siswa tersebut. Trik ini efektif diterapkan bagi siswa yang tidak cukup percaya diri untuk berbicara di kelas.
Dorong siswa untuk menggunakan Bahasa Inggris secara optimal selama kegiatan pembelajaran. Hindari mewajibkan atau memaksa mereka untuk menggunakan bahasa Inggris karena justru mengakibatkan siswa yang kurang percaya diri atau takut membuat kesalahan memilih diam dan menjadi kontraproduktif.
Terapkan pembelajaran reflektif.Â
Ini bertujuan agar seluruh siswa dapat mengukur sejauh mana mereka telah memahami apa yang sudah dipelajari dan mengetahui apa yang belum mereka lakukan secara optimal. Mengisi tabel KWL (What I Know, What I Want to know, dan What I Learned) pada awal dan akhir pembelajaran dapat dilakukan siswa untuk melatih mereka belajar reflektif.
Menghadapi kelas besar seringkali melelahkan dan tidak efektif. Menerapkan trik-trik di atas setidaknya diharapkan dapat membantu dalam menyiasatinya. Semoga membantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H