Mohon tunggu...
Muhammad Rif'an Rahmatulloh
Muhammad Rif'an Rahmatulloh Mohon Tunggu... -

auditor pertaniaan dan perkebunan organik, intermediator teknologi dan suami yang baik | www.intertek.or.id | www.btcnetwork.com | www.sdsindonesia.com |

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harapan Kepada "Zorro" ?

1 April 2014   06:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:14 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba saya teringat novel yang selesai saya baca beberapa tahun lalu, “Deception Point” karangan Dan Brown, sang penulis novel best seller The Da Vinci Code. Dari novel-novel yang saya baca, selalu ada teori konspirasi yang mengiringi, hingga membentuk logika pembaca agar menerka-nerka cerita berikutnya.Begitu pula novel “The Lost Symbol”, pihak yang sering disebut dalam teori konspirasi juga ter”mention” dalam novel ini, sebut saja “Mason” dan “Illuminati”. Seakan-akan penulisan novel dan pembuatan film merupakan bagian konspirasi besar di bumi ini.

Teori Konspirasi sangat susah untuk dipahami, mereka yang ter”mention” pun dengan mudah menyatakan “itu hanya isu sampah tak berdasar”, atau “itu hanya fitnah keji belaka”.

Berikut definisi teori konspirasi menurut Wikipedia:

“ Teori persekongkolan atau teori konspirasi (dalam bahasa Inggris, conspiracy theory) adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh. Banyak teori konspirasi yang mengklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah telah didominasi oleh para konspirator belakang layar yang memanipulasi kejadian-kejadian politik.”

Teori Konspirasi ini pula yang bisa mendasari anda agar tidak mudah mempercayai berbagai media yang ada. Antara fakta dan berita menjadi bias oleh berbagai kepentingan, Termasuk akun Media sosial, mungkin perlu memastikan akun kloningan atau bukan. Mungkin sekarang berlaku hukum keterbalikan, anda mungkin perlu percaya dengan pihak yang sama sekali tidak disebut oleh media, atau pun yang terlihat paling buruk di media, mengingat sedang terjadi fitnah besar2an, Allahu alam.

Saya tidak ingin menerka dibalik banyak kejadian ahir-ahir ini sebagai kejadian yang penuh konspirasi, meskipun hati ini mengendusnya, seperti Hilangnya pesawat Malaysia Airline MH370, dengan segala spekulasi lokasi pencarian dan statement Perdana mentri Malaysia yg tidak berdasar, Kemudian pencapresan jokowi, merapatnya Crimea ke rusia, Newyork Times yg repot-repot menampilkan statement amerika tidak setuju jika Prabowo Presiden, dihukum matinya 527 Syuhada Mesir, dan lain-lain.

Politik Kuda Hitam, pada artikel Harian Kompas, tulisan Rendy Pahrun Wadipalapa http://epaper.kompas.com/kompas/books/140228siang/index.html#/5/, menegaskan bahwa, pasca melorotnya elektabilitas partai yang sedang berkuasa, maka hari ini seluruh partai politik adalah Kuda Hitam.

Siklus ini sepertinya selalu sama, ada saatnya media meletakkan dukungan pada partai yang akan merebut kekuasaan, dan berperan serta aktif menurunkan elektabilitas partai yang berkuasa, kemudian 5-10 tahun berikutnya, media akan berseberangan lagi. Kondisi yang sama seperti kemunculan Barack Obama sebagai capres Amerika saat itu, penokohan yang dalam waktu singkat, melangkahi pakem yang ada, mengingat Obama bukan dari WAP (White, Anglo Saxon, Protestan). Saat itu, Obama adalah penunggang Kuda Hitam.

Jika ini nantinya memang politik Kuda Hitam, saya harap "Zorro" yang menunggangi Kuda Hitam bisa mengkondisikan pemilik modal dibelakangnya agar tidak banyak ikut campur terhadap kebijakan ekonomi, meskipun itu sedikit bermimpi.

Mari kita melakukan pengamatan sederhana saat ini, pastikan hati ini benar2 paham apa yang terjadi, jadikan diri kita baik, dan libatkan diri kita ke politik kemasyarakatan yang baik pula. Salam inovasi.

@rifan__ | www.sdsindonesia.com | www.intertek.or.id | www.btc-network.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun