Aku lupa membuka pintu. Hujan mengetuk jendela. Salah tempat.
Dimana aku letakkan sepatu. Terkadang aku melaju tanpa otak. Membilang kata tanpa nurani. Sepi.Â
Bidak catur menipu permainan. Betapa banyak yang bermain kata. Luka. Aku tak percaya.
Tak juga yang diam-diam menggunting dalam lipatan. Sebelum cerita berhenti di perempatan. Tanpa rambu.
Ujung Ragu, 19
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!