Aku lupa membuka pintu. Hujan mengetuk jendela. Salah tempat.
Dimana aku letakkan sepatu. Terkadang aku melaju tanpa otak. Membilang kata tanpa nurani. Sepi.Â
Bidak catur menipu permainan. Betapa banyak yang bermain kata. Luka. Aku tak percaya.
Tak juga yang diam-diam menggunting dalam lipatan. Sebelum cerita berhenti di perempatan. Tanpa rambu.
Ujung Ragu, 19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H