Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Ada Kedai Kopi Pagi Ini

25 Oktober 2019   05:04 Diperbarui: 25 Oktober 2019   07:51 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada kedai kopi pagi ini. Aku menghitung pekat. Pelabuhan menjerat kantuk. Buruh memanggul mimpi. Kapal mana yang dituju. Kopi terlalu hitam menuntun pagi. Tapi tak ada kedai kopi pagi ini. Memintal cahaya dalam gelap. Pekat.

Tak ada pula dusta. Kopi menggerakkan semangat. Luruh kantuk di ujung pasar. Sehangat jalinan persahabatan. Dibalut percikan kretek. Aku penunggang malam. Menghitung bintang. Tapi hanya mencoba. Pekat asap memakukannya.

Tak ada kopi pagi. Biarkan aku kembali merajut mimpi. Pada fajar yang ingin libur. Saat pekat.

Plb, 19

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun