Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyeruput "Senyum" Kopi Si Mbak

5 Oktober 2019   02:00 Diperbarui: 5 Oktober 2019   02:04 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

kopi malam yang terpapar debu jalan, ide-ide berlompatan tanpa sanggup dijaga, sebagian dilindas truck, ada juga hinggap di kuali nasi goreng, kunikmati nasi goreng yang larut dalam kopi manis si mbak, gadget muntab, nyala tiarap, senyum manis si mbak liar mengepung ide.

aku cuma penyair jalanan menjadi cair di selokan, wangi kopi tumbuh di petromak, aroma tuak menjalar di pintu terbuka, warna tuak dimuntahkan, bau minuman stamina, tapi aku masih menumbuk ide di sesendok kopi.

campur sebatang kretek, mengajariku menuang didih dalam piring kecil, mengadon nikotin-kafein, terlahap ide dari asap, aku tak dapat menyimpannya, setelah gadget minta ampun pada listrik yang semaput.

kopi manis si mbak manis, merawat pulang sebagai kenang, bingung mijah senyum si mbak dan nener ide, tetap kurindukan ide dalam secangkir kopi, ini yang dapat terselamatkan, syair ide mencari ide mencair, sruput.

Ujung Kopi, 1019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun