Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Senja di Pinggir Ampera

2 Oktober 2019   13:37 Diperbarui: 2 Oktober 2019   13:41 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

menikmati senja di benteng 
aku melihat serdadu menawarkan senjata 
peluru-peluru berhamburan 
seorang penjaja kerak telor menawarkan jasa 
amis sungai memberitahu 
aku masih di pinggir Musi 
akan memindahkan ampera ke kamera 
saat itulah aku melihat gerai rambut tumbuh di perahu 

bau wangi mie merebus perut
kerling perempuan itu memaksa kamera ingin menangkapnya
aku lebih dulu mendekat
segelas kopi mengajariku menikmati senja
perempuan itu membaca syair di jakunku
tawaran itu muncul dengan bayangan dekil dan kasur kumal
seekor tungau menyadarkanku
bocah kecil merampok khayalku tentang bocah di rumah

"Mainan, Mang?" dia berharap.
kukancingkan kenyang di kantongnya
kataku, "Kau akan melihat dunia malam ini."
lima puluh ribu berpindah tangan

"Mainannya?"
tanya menggantung.
"Bagaimana tawarannya?"
perempuan itu merayu.

aku mendesah
mencoba memasukkan ampera ke dalam  kamera
sebelum gelap melukis tiangnya kemerahan

Ujung Kata, 1019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun