Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

9 Cara Menyikapi Kabut Asap

12 September 2019   08:22 Diperbarui: 12 September 2019   23:27 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : detikcom

Kabut asap yang mulai intens turun di Palembang khususnya, dan umumnya di Sumatera Bagian Selatan, serta beberapa wilayah yang memiliki lahan gambut, pada dasarnya harus disikapi lebih serius. Karena kabut asap secara langsung akal mengganggu pernapasan dan menyebabkan ISPA, secara tak langsung juga memengaruhi physikis sebab kita terkontaminasi karbondioksida bekas pembakaran atau asap.

Kondisi ini tidak perlu dihadapi dengan saling mencari kambing hitam penyebab kabut asap, tapi sebaiknya kita melewati situasi ini dengan beberapa cara agar tak terpapar penyakit :

Pertama, sebaiknya ketika beraktifitas di luar ruangan baik berkendara atau berjalan kaki, kita harus membudayakan mempergunakan masker. Karena dengan masker kita dapat meminimalisir efek buruk kabut asap. 

Bagi kita yang harus tetap di lapangan terbuka, usahakan mempergunakan masker kain yang bisa dibasahi. Air juga akan mengurangi efek buruk kabut asap memasuki saluran pernapasan kita.

Kedua, sebaiknya yang rutin melakukan olah raga di luar ruangan, pada saat kabut asap turun secara intens belakangan ini, memindahkan lokasi aktivitasnya ke dalam ruangan. Karena alih-alih menyehatkan, kita malah sedang mencari penyakit.

Ketiga, segera kurangi aktivitas di luar ruangan. Bila tidak perlu benar, tetaplah berada di dalam ruangan.

Keempat, hindari melakukan pembakaran, bahkan membakar sampah sekalipun. Selain akan memperparah kondisi kabut asap, dikhawatirkan akan menyebabkan kebakaran, mengingat pada saat ini musim kemarau lumayan panjang. Sebaiknya untuk sampah organik ditanam saja, sekaligus  menjadikannya pupuk kompos. Sementara sampah anorganik disusun sedemikian rupa, agar tak mengganggu pemandangan.

Kelima, perbanyak minum air putih, karena air putih diyakini dapat mengurangi efek buruk kabut asap.

Keenam, perbanyak makan buah yang mengandung banyak air, terutama buah-buahan yang mengandung Vitamin C tinggi seperti jeruk-jerukan.

Ketujuh, usahakan serutin mungkin membasuh badan yang bersinggungan langsung dengan udara luar, atau bagi umat Islam dengan berwudhu.

Kedelapan, selalu cuci tangan sebelum makan, dan mencuci makanan seperti buah sebelum mengkonsumsinya.

Kesembilan, tidak ada salahnya kita mulai mengkonsumsi Vitamin, terutama Vitamin C, agar tubuh tidak diserang penyakit karena terpapar kabut asap.

Semoga kita bijak menyikapi kabut asap, dan tetap bisa beraktivitas sebagaimana biasa.

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun