Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jalan Tak Berulu

9 September 2019   07:08 Diperbarui: 9 September 2019   07:08 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : https://www.alinea.id

Tali kasih yang telah rapuh, kita lupa menumbuhkan kerinduan, jarak tak sanggup merawat kehilangan, kita terlalu senang dalam kesendirian, setelah bilik-bilik mengekang, tatkala cinta itu semakin kabur, karam akhirnya terhasut harta dunia yang memiliki kepunahan.

Aku melihat perempuan-perempuan, menjadi belati keluarga, atas nama harta, semua hanya fatamorgana.

Aku melihat lelaki-lelaki, lupa menjadi tiang penyangga, setelah cintanya tercecer di jalan, selalu alpa pintu pulang, sesaat almanak mencatat kegagalan.

Aku melihat orang-orang orgasme bohong atas kepunahan, kasih-sayang itu semakin rapuh, tak ada lagi rindu pada jalan tak berulu.

Ujung Kata, 919

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun