Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Daun

2 September 2019   17:00 Diperbarui: 2 September 2019   17:01 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sehelai-sehelai daun kering
kulai, patah, jatuh ke muasal
seakan memberi keluasan waktu
bagi air mata menemui muasal sama

seperti kenangan masih dekat dijangkau
berteduh di bawah daun
memetik hasil daun dan bercerita
tentang keteduhan

seperti semua tak akan kering
kulai, patah
bahwa berteduh tak usai
kendati hati hanya terbuai imaji

aku tersadar telah menjadi daun
menjadi peneduh kepada yang lain
bermain bersama matahari
seolah hari demi hari tak pula usai

bahwa aku mulai tersadar
daun pasti akan kembali ke muasal
sesuatu yang bermula akan tiada
sebelum semua kulai
apa yang kuberi kepada pohon
untuk memperpanjang napas kehidupan

sehela-sehelai daun kering
kulai, patah, jatuh ke muasal
sedetik-sedetik aku merasakan
waktu berkejaran dengan angin yang lalu

Ujung Kata, 819

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun