ada suatu waktu yang tak tersimpan dalam arloji
karena lama sekali hingga terlupa tukang jam
menghadirkan baterai baru dan meminta pembayaran
entah kenapa, aku lupa gerak jarum-jarum mati
jarum-jarum hujan begitu lebat mengguyurku menuju
emperan, meninggalkan tukang jam dengan mata besar
di balik kaca mata pembesar yang lupa ditanggalkan
ada suatu kelengahan karena aku lupa waktu dalam arloji
merasa muda, meski pertanda semakin berjudi dalam tubuh
seloki cerita aku tuang dari botol kehidupan muda
kunikmati tawa setiap kata kendati air mata tiris
menepi di ujung ketaktahuan
sungguh aku lupa arloji berdetik tak berdetak
aku lupa waktu yang susul-menyusul
kemudian berhenti ketika tangan kukuh itu
mencerabut cita-cita dan harapan
ada suatu waktu yang tak tersimpan dalam arloji
jarum-jarum hujan dihisap langit
tukang jam lenyap
aku mencari-cari baterai dalam tong sampah
suatu kesia-siaan selain kutemukan ratusan tahi tikus
menyusun cerita dalam koran yang sudah sangat uzur
Ujung kata, 819