Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ajian Bubuk Gatal

7 Agustus 2019   23:05 Diperbarui: 7 Agustus 2019   23:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tabiat Mang julur dua hari ini, membuat hati Bik Nah blingsatan. Bukan apa-apa, setiap menjelang Azan Maghrib, lakinya itu sudah tampan banget. Rambut klimis licin dikasih minyak kemiri. Lalat saja bisa terpeleset. Parfum sinyongnyong seribu bunga, sanggup membuat seribu bidadari rumah susun kelojotan. Ngakunya sih mau Shalat Maghrib di masjid, tapi sampai di rumah hampir dini hari.

Kalau saja saat ini Bulan Ramadhan, Bik Nah maklum kalau mainan lakinya memang di masjid. Mungkin dia ikut mendarus Qur'an, meski sekadar pendengar yang baik. Nah ini, jam sembilan malam saja, masjid sudah sepi. Kalau tidak ada berada, manakan tempua bersarang rendah. Pasti ada barang baru yang tinggal di rumah susun.

Berdasarkan laporan informan bin spionase Pio si anak tunggal sibiran tulang, menurut radarnya, di sekitaran lantai tiga, ada janda kembang kamboja. Maksudnya janda itu bukan ting-ting alias masih baru, melainkan tong-tong karena lama banget. Tapi tetap saja badannya semok bohay. Mata Mang Julur jadi sering kelilipan.

Kalau dimarah, lakinya itu tambah menjadi. Baiknya didiamkan, dengan syarat Bik Nah bermain cantik.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Bik Nah menemukan lipstik baru berwarna hitam pekat di lemari pakaian lakinya. Insting perempuan gentong ini langsung berjalan. Biasanya kalau ingin selingkuhan cepat dipetik, Mang Julur sering sekali memberi hadiah. Akhirnya, dari mau muntah melihat lelaki kanji ini, menjadi mau lagi hadiahnya.

Bergegas pula Bik Nah ke toko Ko Atong. 

"Koh, ada jual bubuk gatal, ya?"  Bik Nah kikuk.

"Ah, Bik Nah ini. Sudah tua masih mau ngerjai orang. Itu mainan anak-anak."

"Anu, Koh, di teras rumahku sering ada anjing tiduran. Siapa tau dia tak betah kalau ditaburi bubuk gatal. Tapi, aku ngutang dulu, ya!"

"Ngutang, ngutang." Ko Atong kesal. Dikedipin sekali oleh Bik Nah, bujangan tua itu dengan rela hati memberikan bubuk gatal utangan, plus bedak wangi.

Maka Bik Nah dibantu Pio bergerak cepat. Wadah plastik bedak wangi dipermak,  lalu dicampur dengan bubuk gatal. Bedak wangi dan lipstik diletakkan dalam tas karton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun