Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hari Pertama Seragam Baru

15 Juli 2019   07:56 Diperbarui: 15 Juli 2019   10:59 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi melipat mimpi, sebelum menyudahkan istirah semalam. Anak-anak mengaduk cerita baru antara roti mentega secangkir susu. Aku masih lupa mengaduk kopi, keriuhan berseliweran memenuh kepala. Kami hanya tertawa benar. Matahari seperti terlambat bangun pagi ini.

Hari baru, seragam baru. Sepatu hitamnya menyatu. Anakku menggantung citanya di tiang bendera. Apakah dia akan mengabar kibar kepada masa dan dia amat berharga? 

Tapi ini sekolah baru, bau cat mahal. Anak lain menangis mencari ibunya. Saatnya melepaskan dekap. Ibu di mana? Ibu di mana? Aku ingin cepat pulang. Orkestra tangis mengiringi penaikan bendera. Anakku bangga masih bisa menghormat. Dia melupakan pampers. Banggga pula memakai celana dalam. Aku ini sudah besar. Saat anak lain bingung cara kencing. Ibu. Ibu. Aku takut.

Suasana begitu meriah. Tak ada duka tumbuh di dada. Setelah tangis belajar berani. Setelah tertawa belajar menghitung membaca. Satu satu aku sayang ibu. Dua dua aku senang membaca. Seorang bapak.meletakkan topi di kepala anaknya. Aku ingin menjadi polisi.

Ini hari pertama menyulam pagi. Sangat indah matahari merangkak di pohon akasia. Seragam baru wanginya memenuhi semangat guru-guru. Semangat berjuang, Nak. Bu Jora kutitip anakku.

Haripertama, 72019



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun