Untung pelan-pelan menyingkirkan tumpukan daun kering itu. Ternyata di bawahnya ada lobang besar. Untung turun ke dalam lobang itu. Dia menelusurinya sampai dia mendengar jeritan perempuan.
"Kau siapa?" tanya Untung. Lobang itu berakhir di penjara lain.
"Aku putri raja yang diculik nenek sihir. Kau siapa?" Perempuan itu ketakutan.
"Namaku Untung. Aku bingung kenapa bisa dipenjara ." Untung menggaruk-garuk kepalanya. Dia menguap karena kelelahan, dan tertidur dengan perut kosong. Sang putri pun tertidur di sebelah si Untung. Beberapa jam kemudian, Untung tersentak karena sangat lapar. Tiba-tiba dia kembali mendengar bunyi berisik tak jauh di samping kirinya. Dia melihat tumpukan daun kering bergerak-gerak, lalu diam. Beberapa saat kemudian daun itu bergerak-gerak lagi. Keluarlah seekor tikus besar yang sedang membawa makanan. Menyadari ada makhluk lain, tikus itu melarikan diri.
Untung mengguncang-guncang tubuh sang putri. Dia yakin di bawah tumpukan daun kering itu ada lobang. Ternyata dia benar. Bersama putri raja, dia turun ke dalam lobang. Menelusuri sampai mereka mendengar suara kepak sayap yang ramai. Ternyata kepak sayap itu milik kalong yang ketakutan.
"Hei, kita bebas!" jerit putri kegirangan. Di bawah pohon tempat bergantung para kalong, mereka menemukan tumpukan buah-buahan. Untung memutuskan mereka makan buah dulu biar badan kembali segar.
Besok paginya saat matahari terbit, Untung dan putri pulang ke istana. Alangkah girangnya raja melihat putrinya sudah pulang diantar pemuda tampan. Raja menepati janji menikahkan pemuda yang berhasil menyelamatkan sang putri. Kelak setelah raja mangkat, jabtan raja dipegang oleh Raja Untung yang adil dan bijaksana.
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H