Di semak inginmu
berlindung aku dari godaan harta
yang terkutuk
aku tetap setia pada setiap
kandang mengurai aroma
ternak kata menjadi kalimat
bersiaplah agar sepakat
di hutan pun aku tabur kata-kata
agar ingin kita mandi di pancuran
kau pahami tanda tanya yang kugores ke langit
masihkah sayur syair yang bertunas
atau lalang harta menebar gersang itu?
aku ingin menyelimuti sekadar ingin
pada  keringat kejujuran
pada tanah-tanah yang selalu menanti hujan
ketika kita berpuisi pada jarimu sebelum panas harta
mengurung makna manusia, makhluk yang selalu lupa
berkaca
Palembang, 062019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H