Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Luka Itu Magma

8 Juni 2019   15:25 Diperbarui: 8 Juni 2019   15:41 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Hatihati hati mati, seperti belati mengoyak nadi, berlarilari mencari, cerita para pembenci, ketika caci maki menjadi, kudapan pagipagi, pagipagi janjijanji, kenapa harus didustai, setelah ini apalagi.

Batubatu hati batu, berjalan tak tentu tuju. Kapan lagi memindah batu, penghalang gerak laju. Mimpimimpi seakan lagilagi, mimpi belati mengoyak nurani.

Lukaluka hati luka, hilangkan rasa suka pada dosa,  telah lama mengumpan siksasiksa pada murka kata, setelah itu kita menghitung dukaduka pada ceruk magma. 

Ujungluka 062019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun