Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Ujung Gelisah Menyadap Rindu

31 Mei 2019   13:19 Diperbarui: 31 Mei 2019   13:45 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Semakin dalam kerinduan, aku melihat pohon-pohon rasa, memagar angan, pada kembang dan buah, ketika aku terkapar dalam keterjagaan, menyadap air mata yang jatuh di dada, tumbuh pula kegelisahan, kapan kembali terulang cinta di meja makan, dejavu masa lalu, seakan waktu terlipat dalam kerut senyummu dan lamur tatap, masihkah kutemukan surga di telapak itu?

Harusnya tersadar, ketika pusara hanya ingin bergantang doa, pada selasar kepulangan, semoga apa yang dijemput, aku mengumpulkan remah amal, dari diri yang terlalu bebal.

Kerinduan tak lagi menuai jasad memuai, menyentuh peluk-cium yang menyatu.

Kerinduan adalah  doa-doa mengapung, menjadi daun tempat bernaung, buah mengumpan ranum, pada pipimu merah marun. Aku tetap ingin mengumpulkan surga yang terserak dari sudut gelisah ini.

Ujunggelisah052019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun