Semakin dalam kerinduan, aku melihat pohon-pohon rasa, memagar angan, pada kembang dan buah, ketika aku terkapar dalam keterjagaan, menyadap air mata yang jatuh di dada, tumbuh pula kegelisahan, kapan kembali terulang cinta di meja makan, dejavu masa lalu, seakan waktu terlipat dalam kerut senyummu dan lamur tatap, masihkah kutemukan surga di telapak itu?
Harusnya tersadar, ketika pusara hanya ingin bergantang doa, pada selasar kepulangan, semoga apa yang dijemput, aku mengumpulkan remah amal, dari diri yang terlalu bebal.
Kerinduan tak lagi menuai jasad memuai, menyentuh peluk-cium yang menyatu.
Kerinduan adalah  doa-doa mengapung, menjadi daun tempat bernaung, buah mengumpan ranum, pada pipimu merah marun. Aku tetap ingin mengumpulkan surga yang terserak dari sudut gelisah ini.
Ujunggelisah052019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H