Bob tiba-tiba menjerit kesenangan. Dia meneriakkan nama anaknya. Melompat-lompat seolah pesepakbola berhasil menjebol gawang musuhnya. Kemudian dapat dipastikan suasana di dalam. Meriah! Orang-orang yang aneh! Orang-orang gila!
Sekonyong Rei muncul. Dia mengedipkan mata ke arahku. Kemudian Bob dan Anna muncul. Bob merengkuh bahu anaknya itu erat-erat. Oh, aku merasa akan kehilangan seseorang yang menyayangiku.
"Maafkan bapak ya, Cim! Karena Anna tak suka kepadamu, maka sebaiknya kau ikut dengan Rei saja. Dia sangat suka melihatmu. Ibumu boleh ikut serta," kata Bob. Aku merasa melambung ke angkasa. Aku ingin meneriakkan syukur yang tiada terhingga banyaknya kepada Tuhan.
"Aku cinta kamu! Aku cinta kamu!" Akhirnya plong sudah dada ini melepas perasaan yang selama ini kusembunyikan.
Rei tertawa keras-keras. Dia kesenangan teramat sangat. Katanya, "Burung beo yang pintar!"
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H