Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apes

25 Mei 2019   08:13 Diperbarui: 25 Mei 2019   08:27 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Bincang-bincang yang sengaja dihangat-hangatkan pun terurai. Ujung-ujungnya masalah pinjam-meminjam. Sal menggerutu dan mengaku lagi bokek. Namun setelah Moor melayangkan rayuan pulau kelapa, alhasil lelaki itu merelakan uang yang sudah lecek dari dompetnya. "Kau sudah tahu berapa harus mengembalikannya, kan?" Sal mencoba tersenyum.

"Seratus lima puluh!" Moor membalas.

"Kepalamu! Dua ratus ribu!" 

Hutang-menghutang selesai sudah. Tinggal menemui pekerja bengkel dan pulang ke rumah. Saat berada di dalam bis kota, mendadak Moor cemas memikirkan bagaimana cara membayar seluruh biaya berdandan motor itu.

"Alaaah, bodohnya! Ini dia senjata yang aku lupa!" Moor cengengesan kepada lelaki yang duduk di seberangnya. Mungkin lelaki itu menganggapnya kurang waras.

Sreeet! Penghuni saku belakang jins-nya berpindah ke genggaman. Terbayang uang melimpah di dalamnya. Terbayang akan sempat ke diskotik nanti malam. Ahai, rejeki memang tak ke mana.

Namun Moor pucat pasi dan buru-buru membuang dompet itu. Tak ada barang berharga di dalamnya, seperti kartu atm, kartu kredit, termasuk uang seperak pun. Yang ada  hanya parasut bergetah yang dulu biasa Moor kenakan ketika mengunjungi Leha di panti pijat.

Moor menghembuskan napas galau. Sebuah bengkel terlewati. Motor pinjaman itu sepertinya sudah selesai didandani.

-sekian-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun