Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Belajar Sabar

20 Mei 2019   09:37 Diperbarui: 20 Mei 2019   09:39 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjebak di sini, di antara ratusan kepala, belajar bagaimana sabar pada embrio kejenuhan, setelah fajar membunuh sisa mimpi, memburu waktu pada hal yang senggang, kekalahan pada penyakit.

Teringat menata sehat, aku lupa tatakrama, bagaimana mengulam dunia, sebelum lapar, harusnya asupan bermula, sebelum kenyang berhenti segera, membiarkan masa bekerja sederhana, bagaimana tubuh melaju atas aturan Maha.

Ketika kerat sehat terhidang, aku bukan koki  hebat, menikmati cita rasa seperlunya. Ketika kerat sakit di penggorengan, gosong, aku belajar membunuh cita rasa. 

Badan berkuasa, lidah kehilangan tahta, dan nafsu sering dipenjara, sebelum kerat direndam dalam lumpur liat penghabisan.

Ujungakar052019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun