Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ayahku Tukang Sampah

7 Mei 2019   10:01 Diperbarui: 7 Mei 2019   10:02 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

"Kasihan, got di depan rumah Nek Sanah penuh sampah. Ayah membantu membersihkannya. Alhamdulillah air yang membanjiri rumah Nek Sanah sudah surut sekarang ," kata Ayah mengakhiri ceritanya.

* * *

Pagi yang cerah. Murid-murid sudah siap dengan cerita tentang kehebatan ayah mereka. Demikian juga dengan Aldi. Ketika hampir semua murid sudah menceritakan sosok ayah masing-masing, nyali Aldi kembali ciut. Semua ayah mereka rata-rata memiliki pekerjaan terhormat. Tapi, saat membayangkan ayahnya yang berlepotan debu, keringat dan bau busuk, semangat Aldi muncul. Apalagi dia mempunyai cerita menarik tentang Ayah dan Nek Sanah

Ternyata tak ada yang mencemooh cerita Aldi tentang ayahnya. Pak Tigor malahan mengucapkan selamat  dengan wajah terharu. Seisi kelas bertepuk riuh. Dan untuk ceritanya itu, Aldi mendapat nilai paling tinggi.

---sekian---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun