"Kasihan, got di depan rumah Nek Sanah penuh sampah. Ayah membantu membersihkannya. Alhamdulillah air yang membanjiri rumah Nek Sanah sudah surut sekarang ," kata Ayah mengakhiri ceritanya.
* * *
Pagi yang cerah. Murid-murid sudah siap dengan cerita tentang kehebatan ayah mereka. Demikian juga dengan Aldi. Ketika hampir semua murid sudah menceritakan sosok ayah masing-masing, nyali Aldi kembali ciut. Semua ayah mereka rata-rata memiliki pekerjaan terhormat. Tapi, saat membayangkan ayahnya yang berlepotan debu, keringat dan bau busuk, semangat Aldi muncul. Apalagi dia mempunyai cerita menarik tentang Ayah dan Nek Sanah
Ternyata tak ada yang mencemooh cerita Aldi tentang ayahnya. Pak Tigor malahan mengucapkan selamat  dengan wajah terharu. Seisi kelas bertepuk riuh. Dan untuk ceritanya itu, Aldi mendapat nilai paling tinggi.
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H